UNSUR-UNSUR LAPORAN SECARA FORMAL
Tinjauan dari segi struktur penulisannya, laporan terdiri atas bagian-bagian sebagai berikut:
1. Halaman judul
2. Halaman pengesahan
3. Kata pengantar
4. Daftar isi
5. Daftar tabel (jika ada)
6. Daftar grafik (jika ada)
7. Bagian Pendahuluan; mencakup : latar belakang, tujuan, ruang lingkup masalah/objek,
pembatasan masalah/objek, dan sebagainya
8. Bagian isi; berisi tentang uraian pembahasan masalah yang dilaporkan serta hasil yang dicapai
9. Bagian penutup; berisi simpulan dan saran, pada umumnya menyangkut masalah pokok atau
intisari dari pembahasan laporan serta penyampaian keinginan pelapor terhadap hal-hal yang
berkaitan dengan laporan demi perbaikan laporan berikutnya.
(berikutnya ...)
Kamis, 30 April 2015
TUGAS-TUGAS
MEMPARAFRASEKAN PUISI
TUGAS 001
Anda baca puisi berikut berulang-ulang dan pahami baris demi baris, paragraf demi paragraf agar dapat mengubah menjadi bentuk prosa
MENYESAL
Pagiku hilang sudah melayang
Hari mudaku sudah pergi
Sekarang petang datang membayang
Batang usiaku sudah tinggi
Aku lalai di hari pagi
Beta lengah di masa muda
Kini hidup meracun hati
Miskin ilmu, miskin harta
Ah ... apa guna kusesalkan
Menyesal tua tiada berguna
Hanya menambah luka sukma
Kepada yang muda kuharapkan
Atur barisan di hari pagi
Menuju ke arah padang bakti
Puisi Baru, Ali Hasyimi
MENULIS PARAGRAF DEDUKTIF DAN INDUKTIF
TUGAS 002
1. Susunlah menjadi paragraf deduktif, dari kalimat utama berikut ini!

TUGAS 001
Anda baca puisi berikut berulang-ulang dan pahami baris demi baris, paragraf demi paragraf agar dapat mengubah menjadi bentuk prosa
MENYESAL
Pagiku hilang sudah melayang
Hari mudaku sudah pergi
Sekarang petang datang membayang
Batang usiaku sudah tinggi
Aku lalai di hari pagi
Beta lengah di masa muda
Kini hidup meracun hati
Miskin ilmu, miskin harta
Ah ... apa guna kusesalkan
Menyesal tua tiada berguna
Hanya menambah luka sukma
Kepada yang muda kuharapkan
Atur barisan di hari pagi
Menuju ke arah padang bakti
Puisi Baru, Ali Hasyimi
MENULIS PARAGRAF DEDUKTIF DAN INDUKTIF
TUGAS 002
1. Susunlah menjadi paragraf deduktif, dari kalimat utama berikut ini!
- Negara Indonesia trmasuk negara di kawasan Asia yang kaya akan hasil alam.
- Bahasa Indonesia merupakan bahasa persatuan yang mempersatuan bangsa Indonesia.
2. Susunlah menjadi paragraf induktif, kalimat utama berikut!
- Inilah penyebab terjadinya banjir di Muara Angke Jakarta.
- Jadi, dengan bahasa Indonesia dapat menyatukan tekad untuk menumpas penjajah negeri ini.
MENGUNDUH PARAGRAF
1. Berikan contoh paragraf narasi fiksi dan narasi ekspositoris
2. Tunjukan contoh paragraf, deskripsi
3. Tunjukan pula contoh paragraf eksposisi, argumentasi, dan persuasi
TUGAS 003
TUGAS 003
- Dengan adanya siaran televise sehari penuh, anak-anak menjadi malas belajar. Anak-anak lebih senang menonton televise daripada belajar atau mengerjakan pekerjaan rumah dari gurunya. Apalagi bila sudah tiba saatnya penayangan film kesukaan mereka seperti Power Rengers, Spiderman, atau Herkules. Kecenderungan anak yang suka meniru-niru tokoh dalam film laga, bisa dipastikan akibatnya. Mereka menjadi agresif, kurang disiplin, dan susah diatur. Selanjutnya bila mereka meniru-niru adegan lainnya, kemungkinan besar mereka akan menjurus ke tindak kriminal, seperti pencurian, penodongan, ataupun pembunuhan.
Pertanyaan :
- Tentukan gagasan
pokok paragraf di atas
- Tentukan dan
tunjukkan gagasan penjelas yang mana saja
- Tentukan kalimat topik/pokok/utama
paragraf di atas
- Tunjukkan kalimat
penjelasnya
- Dikembangkan dengan
pola apakah paragraf di atas? Tunjukan yang menyatakan pola pengembangan
tersebut
- Tergolong jenis
karangan apakah paragrafi di atas
- Topik : PERANAN MAJALAH DINDING DI SEKOLAH
Kerangka :
- Majalah dinding
merupakan program OSIS
- Majalah dinding
sebagai wadah pengembangan kreativitas
- Majalah dinding
sebagai ajang kompetisi intelektual
- Majalah dinding sebagai batu loncatan untuk
sukses

Untuk menjadi wartawan, kolumnis, penulis, atau
redaktur media massa maupun elektronik diperlukan latihan-latihan dalam waktu
yang lama. Karier mereka umumnya diawali dari latihan menulis, menulis, dan
menulis sejak remaja. Media latihan menulis awal yang cukup membantu ialah
majalah dinding. Di sekolah-sekolah yang maju sering dijumpai terbitan
majalah dinding yang bagus. Tidak jarang dari merekayang sukses dalam
bidang tulis-menulis atau karang-mengarang adalah berkat majalah dinding.
Pertanyaan :
a.
Paragraf di atas merupakan pengembangan dari kerangka nomor.....
b. Kalimat sumbang dalam
paragraf di atas terdapat pada kalimat...
c.
Tergolong jenis karangan apakah paragraf di atas...
TUGAS 004
Ubahlah kalimat berikut agar menjadi efektif!
1. Saya saling bersalaman dengan keluarga paman.
2. Ia membeli buku itu karena telah diketahui bahwa buku tersebut bagus.
3. Majalah ini saya sudah baca
4. Kemajuan daripada sekolah ini sangat pesat sekali.
5. Para hadirin dimohon agar berdiri.
6. Kepada siswa kelas dua dimohon berkumpul di halaman sekolah.
7. Untuk Bapak guru dimohon menempati tempat duduk di sebelah kanan panggung.
8. Semua peserta diskusi saling tukar-menukar pengalaman.
9. Gunung Gandung termasuk paling terdekat dengan jantung kota Wonogiri.
10. Bapak Budiman agar supaya menghubungi Bapak Ridwan di ruang direktur.
TUGAS 005
Menyusun kalimat menjadi paragraf!
(1) Karena letaknya yang strategis, tempat itu menjadi perhentian kapal-kapal tambang yang
berangkat tiap hari dari Cilangkap ke Kali Pucang.
(2) Letaknya di ujung muara Sungai Citandui
(3) Kampung Majingkak adalah tipologi kampung nelayan yang miskin.
(4) Pada malam hari lelaki ke luar mencari ikan atau mengambil kayu ke Nusakambangan
(5) Sebuah jalan tanah yang hanya berfungsi di musim panas menghubungkan tempat itu dengan
jalan raya Banjar dan Pangandaran
(6) Kampung ini hanya terdiri dari sepuluh rumah gubuk
TUGAS 006
1. Sebutkan macam-macam kalimat tanya beserta ciri-ciri masing-masing!
2. Jelaskan ciri-ciri kalimat perintah dan berikan contohnya!
3. Apa yang dimaksud 'kata' 'frase' ambigu itu? Jelaskan dan berikan contohnya!
4. Ubahlah menjadi kata baku : 'anggauta', 'non beras', 'anti nyamuk', 'pra sejarah', pasca sarjana'.
5. Jelaskan faktor yang mempengaruhi kalimat tidak efektif! Berilah contohnya
TUGAS 007
1. Apa yang dimaksud kalimat tanya biasa? Jelaskan berikan contoh
2. Berikan contoh kalimat tanya klarifikasi/konfirmasi 5 saja!
3. jelaskan perbedaan antara kalimat tanya retoris dan tersamar? Berikan contoh!
4. Bagaimanan rumus bertanya? Jelaskan keguanaan masing-masing!
5. Jelaskan fungsi kata penghubung/konjungsi 'sebab', 'sehingga', 'di samping itu', 'daripada'
TUGAS 008
1. Jelaskan fungsi afiks penanda 'proses' dan 'hasil'. Berilah contoh dalam kalimat!
2. Apa yang dimaksud opini dan fakta? Berilah contoh dalam kalimat!
TUGAS 009
Berikan tanda petunjuk/garis bawahi bagian surat undang di bawah ini yang tidak benar!
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
SMK PANCASILA 6 JATISRONO WONOGIRI
STATUS : TERAKREDITASI ( B )
Alamat : Jl. Garuda Pancasila Kec. Jatisrono Kab. Wonogiri Prov. Jawa Tengah 57691
Telp. (0273) 411182; Fax (0273) 411182
Nomor : 005/ /2014 7 Juli 2014
Lampiran : ---
Hal : UNDANGAN
Yth. Sdr. Guru Penerima Tunjangan Profesi
SMK Pancasila 6 Jatisrono
Di Jatisrono
Dalam rangka meningkatkan kualitas pembelajaran dan tuntutan profesionalisme bagi guru yang telah bersertifikasi, maka perlu adanya koordinasi dan kesepakatan dalam setiap melaksanakan tugas, baik secara administrative maupun strategi. Maka dengan ini kami mengundang kehadiran Bapak/Ibu, besok;
Hari, tanggal : Kamis, 10 Juli 2014
Waktu : 08.30 – selesai
Tempat : SMK Pancasila 6 Jatisrono
Acara : Pembinaan dan Koordinasi antarguru bersertifikasi
Demikian surat undangan kami, atas perhatiannya, diucapkan banyak terima kasih.
Kepala Sekolah,
Drs. Slamet Riyanto, M.M.
TUGAS 010
Tentukan jenis kesalahan kalimat berikut, dan ubahlan menjadi kalimat efektif!
1. Kedatangannya Bapak Bupati sangat diharapkan sekali.
2. Meskipun ia pandai, tetapi ia tidak pernah sombong.
3. Ketika jemputan datang, dari kami semua sudah siap.
4. Setelah berulangkali ia berlatih barulah bagus prestasinya.
5. Antara sesama peserta seminar saling bertukar pikiran.
6. Pada PON yang baru lalu mengikutsertakan para penyandang cacat.
7. Untuk orang tuanya sendiri diberikan uang setengah juta rupiah.
8. Bagi saya sangat tertarik terhadap cara dia berpakaian.
9. Rumahnya Pak Hari yang baru dibangun itu mau dijual.
10. Kedua orang itu bertengkar saling dorong-mendorong
11. Dirgahayu HUT Kemerdekaan Republik Indonesia.
12. Kami telah membicarakan tentang masalah lingkungan hidup ini hari.
13. Penyelundup obat itu berhasil ditangkap polisi.
14. Bersama surat ini kami beritahukan bahwa...
15. Bagi siswa yang terlambat, harap melapor guru yang piket
TUGAS 011
1. Apa yang Anda ketahui tentang Apresiasi? Jelaskan.
2. Sebutkan jenis-jenis apresiasi yang Anda ketahui! (BI untuk SMK XII, Depdiknas)
3. Sebutkan tahapan apresiasi karya sastra!
4. Apa yang dimaksud karya sastra bentuk prosa? Jelaskan.
5. Sebutkah karya sastra yang tergolong prosa!
TUGAS 012
1. Apa yang dimaksud unsur instrinsi dan ekstrinsik prosa? Jelaskan
2. Sebutkan unsur-unsur instrinsik prosa dan unsur instrinsik puisi!
3. Gambarkan tahapan alur dalam karya sastra bentuk prosa!
4. Sebutkan unsur batin dalam puisi!
5. Jelaskan perbedaan alur maju dan mundur dalam karya sastra!
TUGAS 013
1. Apa yang Anda ketahui tentang tokoh protagonis dan tokoh antagonis? Jelaskan!
2. Apa yang dimaksud sudut pandang orang pertama dan orang ketiga? Jelaskan!
3. Apa yang dimaksud orang pertama pelaku utama dan orang pertama pelaku sampingan!
4. Apa yang dimaksud orang ketiga di luar cerita dan orang ketiga serba tahu!
5. Apa yang dimaksud alur rapat dan alur renggang? Jelaskan!
TUGAS 14
1. Suntingkan karya sastra bentuk prosa dari media cetak yang Anda temukan, kemudian tentukan unsur-unsur instrinsiknya (tema, tokoh dan penokohannya, latar, serta pengalurannya)
2. Bandingkan antara karya sastra dan karya ilmiah dari media cetak yang Anda suntting!
TUGAS 004
Ubahlah kalimat berikut agar menjadi efektif!
1. Saya saling bersalaman dengan keluarga paman.
2. Ia membeli buku itu karena telah diketahui bahwa buku tersebut bagus.
3. Majalah ini saya sudah baca
4. Kemajuan daripada sekolah ini sangat pesat sekali.
5. Para hadirin dimohon agar berdiri.
6. Kepada siswa kelas dua dimohon berkumpul di halaman sekolah.
7. Untuk Bapak guru dimohon menempati tempat duduk di sebelah kanan panggung.
8. Semua peserta diskusi saling tukar-menukar pengalaman.
9. Gunung Gandung termasuk paling terdekat dengan jantung kota Wonogiri.
10. Bapak Budiman agar supaya menghubungi Bapak Ridwan di ruang direktur.
TUGAS 005
Menyusun kalimat menjadi paragraf!
(1) Karena letaknya yang strategis, tempat itu menjadi perhentian kapal-kapal tambang yang
berangkat tiap hari dari Cilangkap ke Kali Pucang.
(2) Letaknya di ujung muara Sungai Citandui
(3) Kampung Majingkak adalah tipologi kampung nelayan yang miskin.
(4) Pada malam hari lelaki ke luar mencari ikan atau mengambil kayu ke Nusakambangan
(5) Sebuah jalan tanah yang hanya berfungsi di musim panas menghubungkan tempat itu dengan
jalan raya Banjar dan Pangandaran
(6) Kampung ini hanya terdiri dari sepuluh rumah gubuk
TUGAS 006
1. Sebutkan macam-macam kalimat tanya beserta ciri-ciri masing-masing!
2. Jelaskan ciri-ciri kalimat perintah dan berikan contohnya!
3. Apa yang dimaksud 'kata' 'frase' ambigu itu? Jelaskan dan berikan contohnya!
4. Ubahlah menjadi kata baku : 'anggauta', 'non beras', 'anti nyamuk', 'pra sejarah', pasca sarjana'.
5. Jelaskan faktor yang mempengaruhi kalimat tidak efektif! Berilah contohnya
TUGAS 007
1. Apa yang dimaksud kalimat tanya biasa? Jelaskan berikan contoh
2. Berikan contoh kalimat tanya klarifikasi/konfirmasi 5 saja!
3. jelaskan perbedaan antara kalimat tanya retoris dan tersamar? Berikan contoh!
4. Bagaimanan rumus bertanya? Jelaskan keguanaan masing-masing!
5. Jelaskan fungsi kata penghubung/konjungsi 'sebab', 'sehingga', 'di samping itu', 'daripada'
TUGAS 008
1. Jelaskan fungsi afiks penanda 'proses' dan 'hasil'. Berilah contoh dalam kalimat!
2. Apa yang dimaksud opini dan fakta? Berilah contoh dalam kalimat!
TUGAS 009
Berikan tanda petunjuk/garis bawahi bagian surat undang di bawah ini yang tidak benar!
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
SMK PANCASILA 6 JATISRONO WONOGIRI
STATUS : TERAKREDITASI ( B )
Alamat : Jl. Garuda Pancasila Kec. Jatisrono Kab. Wonogiri Prov. Jawa Tengah 57691
Telp. (0273) 411182; Fax (0273) 411182
Nomor : 005/ /2014 7 Juli 2014
Lampiran : ---
Hal : UNDANGAN
Yth. Sdr. Guru Penerima Tunjangan Profesi
SMK Pancasila 6 Jatisrono
Di Jatisrono
Dalam rangka meningkatkan kualitas pembelajaran dan tuntutan profesionalisme bagi guru yang telah bersertifikasi, maka perlu adanya koordinasi dan kesepakatan dalam setiap melaksanakan tugas, baik secara administrative maupun strategi. Maka dengan ini kami mengundang kehadiran Bapak/Ibu, besok;
Hari, tanggal : Kamis, 10 Juli 2014
Waktu : 08.30 – selesai
Tempat : SMK Pancasila 6 Jatisrono
Acara : Pembinaan dan Koordinasi antarguru bersertifikasi
Demikian surat undangan kami, atas perhatiannya, diucapkan banyak terima kasih.
Kepala Sekolah,
Drs. Slamet Riyanto, M.M.
TUGAS 010
Tentukan jenis kesalahan kalimat berikut, dan ubahlan menjadi kalimat efektif!
1. Kedatangannya Bapak Bupati sangat diharapkan sekali.
2. Meskipun ia pandai, tetapi ia tidak pernah sombong.
3. Ketika jemputan datang, dari kami semua sudah siap.
4. Setelah berulangkali ia berlatih barulah bagus prestasinya.
5. Antara sesama peserta seminar saling bertukar pikiran.
6. Pada PON yang baru lalu mengikutsertakan para penyandang cacat.
7. Untuk orang tuanya sendiri diberikan uang setengah juta rupiah.
8. Bagi saya sangat tertarik terhadap cara dia berpakaian.
9. Rumahnya Pak Hari yang baru dibangun itu mau dijual.
10. Kedua orang itu bertengkar saling dorong-mendorong
11. Dirgahayu HUT Kemerdekaan Republik Indonesia.
12. Kami telah membicarakan tentang masalah lingkungan hidup ini hari.
13. Penyelundup obat itu berhasil ditangkap polisi.
14. Bersama surat ini kami beritahukan bahwa...
15. Bagi siswa yang terlambat, harap melapor guru yang piket
TUGAS 011
1. Apa yang Anda ketahui tentang Apresiasi? Jelaskan.
2. Sebutkan jenis-jenis apresiasi yang Anda ketahui! (BI untuk SMK XII, Depdiknas)
3. Sebutkan tahapan apresiasi karya sastra!
4. Apa yang dimaksud karya sastra bentuk prosa? Jelaskan.
5. Sebutkah karya sastra yang tergolong prosa!
TUGAS 012
1. Apa yang dimaksud unsur instrinsi dan ekstrinsik prosa? Jelaskan
2. Sebutkan unsur-unsur instrinsik prosa dan unsur instrinsik puisi!
3. Gambarkan tahapan alur dalam karya sastra bentuk prosa!
4. Sebutkan unsur batin dalam puisi!
5. Jelaskan perbedaan alur maju dan mundur dalam karya sastra!
TUGAS 013
1. Apa yang Anda ketahui tentang tokoh protagonis dan tokoh antagonis? Jelaskan!
2. Apa yang dimaksud sudut pandang orang pertama dan orang ketiga? Jelaskan!
3. Apa yang dimaksud orang pertama pelaku utama dan orang pertama pelaku sampingan!
4. Apa yang dimaksud orang ketiga di luar cerita dan orang ketiga serba tahu!
5. Apa yang dimaksud alur rapat dan alur renggang? Jelaskan!
TUGAS 14
1. Suntingkan karya sastra bentuk prosa dari media cetak yang Anda temukan, kemudian tentukan unsur-unsur instrinsiknya (tema, tokoh dan penokohannya, latar, serta pengalurannya)
2. Bandingkan antara karya sastra dan karya ilmiah dari media cetak yang Anda suntting!
TUGAS 15
”Kau sudah mulai lagi dengan puji-pujianmu!” potong pengacara tua.
Pengacara muda terkejut. Ia tersandar
pada kekeliruannya lalu minta maaf.
Pengacara tua mengelus jenggotnya dan mengangkat matanya melihat ke tempat
yang jauh. Sebentar saja, tapi seakan ia
sudah mengarungi jarak ribuan kilometer. Sambil menghela napas kemudian ia
berkata: ”Sebab aku kenal siapa kamu.”
Pengacara tua termenung.
”Pujian.”
”Tapi.......”
“Setelah kau datang sebagai seorang pengacara muda yang gemilang dan
meminta aku berbicara sebagai profesional, anakku,” rintihnya dengan amat sedih. “Aku terus membuka pintu dan mengharapkan
kau datang lagi kepadaku sebagai seorang putra.
Bukankah sudah aku ingatkan, aku rindu kepada putraku. Lupakah kamu
bahwa kamu bukan saja seorang profesional, tetapi juga seorang putra dari
ayahmu. Tak inginkah kau mendengar apa
kata seorang ayah kepada putranya, kalau berhadapan dengan sebuah perkara, di
mana seorang penjahat besar yang terbebaskan akan menyulut peradilan rakyat
seperti bencana yang melanda negeri kita sekarang ini?”.
(3) Bacalah dengan cermat,
cerpen karya Nilawati H.W (Penantian)
”Jangan teruskan kata-kata itu, Titi. Aku tak peduli, sekalipun engkau
hanya anak desa” tukas Hari meyakinkan.
”Sudah bukan jamannya untuk membeda-bedakan derajat dan kekayaan dalam
mempersatukan hati yang bercinta. Kau
tak perlu lagi bimbang Titi...”
Perhitungan
Nilai = Skor perolehan DIBAGI skor maksimum (24) KALI 100, = NILAI PEROLEHAN
REVIEW (01)
1. Jelaskan hakikat apresiasi karya sastra.
2. Apa yang dimaksud apresiasi secara kinetik dan verbal. Berikan contoh
3. Sebutkan unsur-unsur instrinsik prosa. Jelaskan masing-masing.
4. Apa yang dimaksud unsur ekstrinsik prosa. Jelaskan maksud tersebut.
5. Apa yang tertuang dalam isi pesan suatu cerita/kisah. jelaskan.
REVIEW (02)
1.SEBUTKAN UNSUR INSTRINSIK PUISI
2. SEBUTKAN YANG TERMASUK UNSUR BATIN PUISI
3. SEBUTKAN YANG TERMASUK JENIS PUISI LAMA
4. JELASKAN PERBEDAAN KARYA SASTRA LAMA DAN BARU
5. BERILAH CONTOH MAJAS : PARADOKS, PERSONIFIKASI, ALEGORI DAN TAUTOLOGI
STRUKTUR TEKS PROSEDUR
1. Buatlah bagian tujuan dalam teks prosedur cara membuat dodol
2. material
3. langkah-langkah
4. ciri-ciri teks prosedur dan berikan contoh-contohnya
STRUKTUR TEKS EKSPLANASI
TUGAS XII
A. Tentukan Unsur struktur teks sejarah di bawah ini!
TUGAS
STANDAR KOMPETENSI
: 3.1
(1) Bacalah cerpen karya Putu Wijaya di bawah ini, tentukan
unsur instrinsiknya
Peradilan Rakyat
Seorang
pengacara muda yang cemerlang mengunjungi ayahnya, seorang pengacara senior
yang sangat dihormati oleh para penegak huku.
“Tapi aku
dating tidak sebagai putramu,” kata pengacara muda itu, “Aku dating ke mari
sebagai pengacara muda yang ingin menegakkan keadilan di negeri yang sedang
kacau ini.”
Pengacara tua, yang bercambang dan jenggot memutih
itu, tidak terkejut. Ia menatap putranya dari kursi rodanya, lalu menjawab
dengan suara yang tenang dan agung.
”Apa yang ingin kamu tentang, anak muda?”
Pengacara muda tertegun. ”Ayahanda bertanya
kepadaku?”
”Ya, kepada kamu, bukan sebagai putraku, tetapi
kamu sebagai ujung tombak pencarian keadilan di negeri yang sedang
dicabik-cabik korupsi ini.”
Pengacara muda itu tersenyum.
”Baik, kalau begitu, Anda mengerti maksudku.”
”Tentu saja. Aku juga pernah muda seperti kamu.
Dan aku juga berani, kalau perlu kurang ajar. Aku pisahkan antara urusan
keluarga dan kepentingan pribadi dengan perjuangan penegak keadilan. Tidak
seperti para pengacara sekarang yang kebanyakan berdagang. Bahkan tidak seperti
para elit dan cendikiawan yang cemerlang ketika masih di luar kekuasaan, namun
menjadi lebih buas dan keji ketika memperoleh kesempatan untuk menginjak-injak
keadilan dan kebenaran yang dulu diberhalakannya. Kamu pasti tidak terlalu jauh
dari keadaanku waktu masih muda. Kamu sudah membaca riwayat hidupku yang belum
lama ini ditulis di sebuah kampus di luar negeri bukan? Mereka menyebutku Singa Lapar. Aku memang tidak pernah berhenti memburu
pencuri-pencuri keadilan yang bersarang di lembaga-lembaga tinggi dan gedung-gedung
bertingkat. Merekalah yang sudah membuat kejahatan nebhadu budaya di negeri
ini. Kamu bisa banyak belajar dari buku itu.”
Pengacara muda itu tersenyum. Ia mengangkat
dagunya, mencoba memandang pejuang keadilan yang kini sepeerti macan ompong
itu, meskipun sisa-sisa keperkasaannya masih terasa.
”Aku tidak datang untuk menentang atau memuji
Anda. Anda dengan seluruh sejarah Anda
memang terlalu besar untuk dibicarakan. Meskipun bukan bebas dari kritik. Aku
punya sederetan koreksi terhadap kebijakan-kebijakan yang sudah Anda lakukan. Dan aku terlalu kecil untuk menentang bahkan terlalu
tak pantas untuk memujimu. Anda sudah
tidak memerlukan cercakan atau pujian lagi. Karena kau bukan hanya penegak
keadilan yang bersih, kau yang selalu berhasil dan sempurna, tetapi kau juga
adalah keadilan itu sendiri.”
Pengacara tua itu meringis.
”Aku suka kau menyebut dirimu aku dan memanggilku
kau. Berarti kita bisa bicara
sungguh-sungguh sebagai profesional, Pemburu Keadilan.”
”Itu semua juga tidak lepas dari hasil
gemblenganmu yang tidak kenal ampun!”
Pengacara tua itu tertawa.

”Tidak apa. Jangan surut. Katakan saja apa yang hendak kamu katakan,”
sambung pengacara tua menenangkan, sembari mengangkat tangan, menikmati juga
pujian itu, ”jangan membatasi dirimu sendiri.
Jangan membunuh diri dengan diskripsi-diskripsi yang akan menjebak kamu
ke dalam doktrin-doktrin beku, mengalir sajalah sewajarnya bagaikan mata air,
bagai suara alam, karena kamu sangat diperlukan oleh bangsamu ini.”
Pengacara muda diam beberapa lama untuk merumuskan
ucapannya dengan lebih tenang.
”Aku datang kemari ingin mendengar suaramu. Aku
mau berdialog.”
”Baik. Mulailah. Berbicaralah sebebas-bebasnya.”
”Terima kasih. Begini. Belum lama ini negara
menugaskan aku untuk membela seorang penjahat besar, yang sepantasnya mendapat
hukuman mati. Pihak keluarga pun datang dengan gembira ke rumahku untuk
mengungkapkan kebahagiaannya, bahwa pada akhirnya negara cukup adil, karena memberikan seorang
pembela kelas satu untuk mereka. Tetapi
aku tolak mentah-mentah.
Kenapa?
Karena aku yakin, negara tidak benar-benar menugaskan aku untuk
membelanya. Negara hanya ingin mempertunjukkan sebuah teater spektakuler, bahwa
di negeri yang sangat tercela hukumnya ini, sudah ada kebangkitan baru.
Penjahat yang paling kejam, sudah sudah diberikan seorang pembela yang perkasa
seperti Mike Tyson, itu bukan istilahku, aku pinjam dari apa yang diobral para
pengamat keadilan di koran untuk semua sepak-terjangku, sebab aku selalu
berhasil memenangkan semua perkara yang aku tangani.
Aku ingin berkata tidak kepada negara, karena
pencarian keadilan tak boleh menjadi sebuah teater, tetapi mutlak hanya
pencarian keadilan yang kalau perlu dingin dan beku. Tapi negara terus juga
mendesak dengan berbagai cara supaya tugas itu aku terima. Di situ aku mulai berpikir. Tak mungkin
semua itu tanpa alasan. Lalu aku melakukan investigasi yang mendalam dan
kutemukan faktanya. Walhasil, kesimpulanku, negara sudah memainkan sandiwara.
Negara ingin menunjukkan kepada rakyat dan dunia, bahwa kejahatan dibela oleh
siapa pun, tetap kejahatan. Bila negara tetap dapat menjebloskan bangsat itu
sampai ke titik terakhirnya hukuman tembak mati, walaupun sudah dibela oleh tim
pembela seperti aku, maka negara akan mendapatkan kemenangan ganda, karena
kemenangan itu pastilah kemenangan yang telak dan bersih, karena aku yang
menjadi jaminannya. Negara hendak menjadikan aku sebagai pecundang. Dan itulah
yang aku tentang.
Negara harusnya percaya bahwa menegakkan keadilan
tidak bisa lain harus dengan keadilan yang bersih, sebagaimana yang sudah Anda
lakukan selama ini.
Pengacara muda itu berhenti sebentar untuk
memberikan waktu pengacara senior itu menyimak.
Kemudian ia melanjutkan.
”Tapi aku datang kemari bukan untuk minta
pertimbanganmu, apakah keputusanku untuk menolak itu tepat atau tidak. Aku
datang kemari karena setelah negara menerima baik penolakanku, bajingan itu
sendiri datang ke tempat kediamanku dan meminta dengan hormat supaya aku bersedia
untuk membelanya.”
”Lalu kamu terima,? Potong pengacara tua itu
tiba-tiba. Pengacara muda itu terkejut.
Ia menatap pengacara tua itu dengan heran.”
”Bagaimana Anda tahu?”

Pengacara muda sekarang menarik napas panjang.
”Ya aku menerimanya, sebab aku seorang
profesional. Sebagai seorang pengacara
aku tidak bisa menolak siapa pun orangnya yang meminta agar aku melaksanakan
kewajibanku sebagai pembela. Sebagai
pembela, aku mengabdi kepada mereka yang membutuhkan keahlianku untuk membantu
pengabdian menjalankan proses peradilan sehingga tercapai keputusan yang
seadil-adilnya.”
Pengacara tua mengangguk-anggukkan kepala tanda
mengerti.
”Jadi itu yang ingin kamu tanyakan?”
”antara lain.”
”Kalau begitu kau sudah mendapatkan jawabanku.”
Pengacara muda tertegun. Ia menatap, mencoba mengetahui
apa yang ada di dalam lubuk hati orang tua itu.
”Jadi langkahku sudah benar?”
Orang tua itu kembali mengelus janggutnya.
”Jangan dulu mempersoalkan kebenaran. Tapi kau telah menunjukkan dirimu sebagai
profesional. Kau tolak tawaran negara, sebab dibalik tawaran itu tidak hanya
ada usaha pengejaran pada kebenaran dan penegakan keadilan sebagaimana yang kau
kejar dalam profesimu sebagai ahli hukum, tetapi di situ sudah ada
tujuan-tujuan politik. Namun, tawaran
yang sama dari seorang penjahat malah kau terima baik, tak peduli orang itu
orang yang pantas ditembak mati, karena sebagai profesional kau tak bisa
menolak mereka yang minta tolong agar kamu membelanya dari praktik-praktik
pengadilan yang kotor untuk menemukan keadilan yang paling tepat. Asal semua itu dilakukannya tanpa ancaman dan
tanpa sogokan uang! Kau tidak
membelanya karena ketakutan bukan?”
”Tidak! Sama sekali tidak!”
”Bukan juga karena uang?!”
”Bukan!”
”Lalu karena apa?”
Pengacara muda itu tersenyum.
”Karena aku akan membelanya.”
”Supaya dia menang?”
”Tidak ada kemenangan di dalam pemburuan
keadilan. Yang ada hanya usaha untuk
mendekati apa yang lebih benar. Sebab kebenaran sejati, kebenaran yang paling
benar mungkin hanya mimpi kita yang tak akan pernah tercapai. Kalah-menang bukan masalah lagi. Upaya untuk mengejar itu yang paling penting. Demi memuliakan proses itulah aku menerimanya sebagai klienku.”

”Apa jawabku salah?”
Orang tua itu menggeleng.
”Seperti yang kamu katakan tadi, salah atau benar juga tidak menjadi persoalan. Hanya ada kemungkinan kalau kamu membelanya,
kamu akan berhasil keluar sebagai pemenang.”
”Jangan meremehkan jaksa-jaksa yang diangkat oleh
negara. Aku dengar sebuah tim
yang sangat tangguh akan diturunkan.”
”Tapi kamu akan menang.”
”Perkaranya saja belum mulai, bagaimana bisa tahu
aku akan menang.”
”Sudah bertahun-tahun aku hidup sebagai pengacara.
Keputusan sudah bisa dibaca walaupun sidang belum mulai. Bukan karena materi perkara
itu, tetapi karena soal-soal sampingan. Kamu terlalu besar untuk kalah saat
ini.”
Pengacara muda itu tertawa kecil.
”Itu pujian atau peringatan?”

”Asal Anda jujur saja.”
”Aku jujur.”
”Betul?”
”Betul!”
Pengacara muda itu tersenyum dan manggut-manggut. Yang tua memicingkan matanya dan mulai
menembak lagi.
”Tapi kamu menerima membela penjahat itu, bukan
karena takut, bukan?”
”Bukan! Kenapa mesti takut?”
”Mereka tidak mengancam kamu?”
”Mengancam bagaimana?”
”Jumlah uang yang terlalu besar, pada akhirnya
juga adalah sebuah ancaman. Dia tidak memberikan angka-angka?”
”Tidak”
Pengacara tua itu terkejut.
”Sama sekali tak dibicarakan berapa mereka akan
membayarmu?”
”Tidak.”
”Wah! Itu tidak profesional!”
Pengacara muda itu tertawa.
”Aku tak pernah mencari uang dari kesusahan
orang!”
”Tapi bagaimana kalau dia sampai menang?”
Pengacara muda itu terdiam.
”Bagaimana kalau dia sampai menang?”
”Negara akan mendapat pelajaran penting. Jangan main-main dengan kejahatan.!”
”Jadi kamu akan memenangkan perkara itu?”
Pengacara muda itu tak menjawab.
”Berarti ya!”
”Ya. Aku akan memenangkannya dan aku akan menang!”
Orang tua itu terkejut. Ia merebahkan tubuhnya
bersandar. Kedua tangannya mengurut dada. Ketika yang muda hendak bicara lagi,
ia mengangkat tangannya.
”Tak usah kamu ulangi lagi, bahwa kamu melakukan
itu bukan karena takut, bukan karena kamu disogok.”
”Betul. Ia minta tolong, tanpa ancaman dan tanpa
sogokan. Aku tidak takut.”
”Dan kamu menerima tanpa harapan akan mendapatkan
balas jasa atau perlindungan balik kelak kalau kamu perlukan, juga bukan karena
kamu ingin memburu publikasi dan bintang-bintang penghargaan dari organisasi
kemanusiaan di mancanegara yang benci negaramu, bukan?”
”Betul.”
”Kalau begitu, pulanglah anak muda. Tak perlu kamu
bimbang. Keputusanmu sudah tepat.
Menegakkan hukum selalu didorong oleh berbagai tuduhan, seakan-akan kamu
sudah memiliki pamrih di luar dari pengajaran keadilan dan kebenaran. Tetapi
semua rongrongan itu hanya akan menambah pujian untukmu kelak, kalau kamu mampu
terus mendengarkan suara hati nuranimu sebagai penegak hukum yang profesional.”
Pengacara muda itu ingin menjawab, tetapi
pengacara tua tidak memberi kesempatan.
”Aku kira tak ada yang dibahas lagi. Sudah jelas.
Lebih baik kamu pulang sekarang. Biarkan aku ketemu dengan putraku, sebab aku sudah sangat rindu
kepada dia.”
Pengacara muda itu jadi amat terharu. Ia berdiri hendak memeluk ayah.
Tetapi orang tua itu mengangkat tangan dan memperingatkan dengan suara yang
serak. Nampaknya sudah lelah dan kesakitan.
”Pulanglah sekarang. Laksanakan
tugasmu sebagai seorang profesional.”

Pengacara tua itu menutupkan
matanya, lalu menyandarkan punggungnya ke kursi. Sekretarisnya yang jelita,
kemudian menyelimuti tubuhnya. Setelah itu wanita itu menoleh kepada pengacara
muda.
”Maaf, saya kira pertemuan harus
diakhiri di sini, Pak. Beliau perlu
banyak istirahat. Selamat malam.”
Entah karena luluh oleh senyum di
bibir wanita yang memiliki mata lentik yang sangat indah itu, pengacara muda
itu tak mampu lagi menolak. Ia
memandang sekali lagi orang tua itu dengan segala hormat dan cintanya. Lalu ia mendekatkan mulutnya ke telinga
wanita itu, agar suaranya jangan sampai
membangunkan orang tua itu dengan berbisik.
”Katakan kepada ayahanda, bahwa bukti-bukti yang
sempat dikumpulkan oleh negara terlalu sedikit dan lemah. Peradilan itu terlalu tergesa-gesa. Aku akan
memenangkan perkara ini dan itu berarti akan membebaskan bajingan yang ditakuti
dan dikutuk oleh seluruh rakyat di negeri ini untuk terbang lepas kembali
seperti burung di udara. Dan semoga itu
akan membuat negeri kita ini menjadi lebih dewasa secepatnya. Kalau tidak, kita
akan menjadi bangsa yang lalai.”
Apa yang dibisikkan pengacara muda itu kemudian
menjadi kenyataan. Dengan gemilang dan mudah ia mempecundangi negara di
pengadilan dan memerdekakan kembali raja penjahat itu. Bangsat itu tertawa terkekeh-kekeh. Ia
merayakan kemenangan dengan pesta kembang api semalam suntuk, lalu meloncat ke
mancanegara, tak mungkin dijamah lagi.
Rakyat pun marah. Mereka terbakar
dan mengalir bagai lava panah ke jalanan, menyerbu dengan yel-yel dan
poster-poster raksasa. Gedung pengadilan
diserbu dan dibakar. Hakimnya diburu-buru.
Pengacara muda itu diculik, disiksa, dan akhirnya dikembalikan sesudah
jadi mayat. Tetapi itu pun belum cukup.
Rakyat terus mengaum dan hendak menggulingkan pemerintahan yang sah.
Pengacara tua itu terpagut di kursi rodanya. Sementara
sekretaris jelitanya membacakan berita-berita keganasan yang merebak di seluruh
wilayah negara dengan suaranya yang empuk, air mata menetes di pipi pengacara
besar itu.

Cirendeu, 1 Maret 2003
Sumber:http:/kumpulan-cerpen.blogspot.com
TUGAS

Lembar jawab dan penilaian, cerpen Putu Wijaya (Peradilan Rakyat)
Nama siswa : ....................................................... Tk/Prodi :
.........................
Tentukan
|
Jawaban
|
Nilai
|
Perolehan/Skor
|
Nilai
|
|||
TT
|
KT
|
TP
|
ST
|
||||
1
|
2
|
3
|
4
|
(24)
|
|||
Tema
|
|||||||
Latar (Setting)
|
|||||||
Pesan (Amanat)
|
|||||||
Penokohan
|
|||||||
Sudut Pandang (Point of view)
|
|||||||
Alur
|
|||||||
JUMLAH
|
Keterangan : TT (Tidak Tetap/Nilai 1); KT (Kurang Tepat/Nilai 2); TP
(Tepat/Nilai 3); ST (Sangat Tepat/Nilai 4)
Perhitungan
Nilai = Skor perolehan DIBAGI skor maksimum (24) KALI 100, = NILAI PEROLEHAN
Contoh
= 3 + 3 + 4 + 3 + 4 + 3 = 20
x 100
24
TUGAS 16
(2) Bacalah cerpen karya Ratmana S,
angkatan ‘66
Kubur
Keluarga
pamanku dikenal sebagai keluarga ”abangan”, artinya mengaku beragama Islam,
tetapi tidak menjalankan syarat-syaratnya kecuali untuk keperluan upacara
pernikahan dan kematian. Paman dan putra-putranya yang masih kecil, taat
beribadah, sejak istrinya meninggal di awal tahun empat-lima, sedangkan putra-putranya
sudah berumah tangga tetap sebagai orang abangan. Setahun setelah istrinya meninggal, paman
menikah dengan seorang muslimah dari Yogya, tetapi tidak memperoleh seorang
anak pun.
Paman bersama
istri dan putra-putranya yang belum menikah pindah ke Magelang. Sedangkan yang
sudah menikah tinggal di Surabaya, Blitar, Yogya, Bandung, dan Jakarta. Keadaan
paman sebenarnya sangat menyedihkan, sebab putra-putranya yang sudah
berkeluarga tidak banyak membantunya.
Mas Hari
adalah seorang putranya yang banyak membantu. Ia telah lulus dari universitas di California dan menetap di Bandung. Hidupnya sangat berkecukupan, tetapi sayang,
istrinya selalu menunjukkan ketidakrelaannya setiap Mas Hari memberi bantuan
kepada paman yang tidak tahu apa-apa, apalagi bila tidak diberitahukan oleh Mas
Harto, putranya yang tinggal di Jakarta, sehingga paman mengambil sikap tidak
akan meminta bantuan apapun kepada Mas Hari.
Mas Harjo, putra paman yang tinggal di Blitar,
setelah diberitahu tentang tabiat istri Mas Hari, ia bersedia memberi bantuan
kepada paman.
Ketengan timbul, tetapi masih dapat diatasi dengan
kunjungan Mas Hari tiap hari raya ke Magelang, juga surat-menyurat di antara
mereka. Surat-menyurat itulah yang
menimbulkan suatu pertentangan yang serius dan menimbulkan luka di hati
masing-masing sehingga mempersulit keadaan mereka untuk bertemu.
Pertama Mas Hari ingin memperbaiki kubur ibunya
yang ada di Pekalongan, tempat keluargaku menetap. Paman meminta agar niat Mas
Hari ditangguhkan sampai memperoleh kepastian bahwa hal ini tidak dilarang
agama.
Mas Hari menunggu kepastian paman yang membuatnya
kesal sendiri, maka dengan persetujuan Mas Harto, Mas Hari mengirimkan uang
sebesar Rp 5.000,00 kepada
keluargaku, untuk perbaikan makam, ditembok dan diteraso.
TUGAS TERSTRUKTUR
Lembar jawab dan penilaian, cerpen
Ratmana S (Kubur)
Nama siswa :
......................................... Tanggal
ditugaskan : .........................
Tk/Prodi :
......................................... Tgl.
Dikumpulkan : .........................
Tentukan
|
Jawaban
|
Nilai
|
Perolehan/Skor
|
Nilai
|
|||
TT
|
KT
|
TP
|
ST
|
||||
1
|
2
|
3
|
4
|
(32)
|
|||
Tema
|
|||||||
Latar (Setting)
|
|||||||
Pesan (Amanat)
|
|||||||
Tokoh/pelaku
|
|||||||
Sudut Pandang (Point of view)
|
|||||||
Alur
|
|||||||
Penokohan/Karakter
|
|||||||
Klimaks
|
|||||||
JUMLAH
|
Keterangan : TT (Tidak Tepat/Nilai 1); KT (Kurang Tepat/Nilai 2); TP
(Tepat/Nilai 3); ST (Sangat Tepat/Nilai 4)
Perhitungan
Nilai = Skor perolehan DIBAGI skor maksimum (32) KALI 100, = NILAI PEROLEHAN
Contoh
= 3 + 3 + 4 + 3 + 4 + 3 + 3 + 3 =
26 x 100
32
TUGAS 17

Penantian
Gadis itu
masih duduk di bawah pohon mempelam di tepi jalan, tak jauh dari terminal bus
yang selalu hinggar-bingar. Raut wajahnya yang cantik masih tampak nyata, meski
kini telah menjadi kusam lantaran tak pernah lagi tersentuh bedak. Begitu pula rambutnya yang sedikit ikal dan
tampaknya sedap untuk dibelai, kusut tergerai tersapu angina.
Pelan-pelan
jarinya membuka tas plastic yang tergolek di pangkuannya sambil matanya melirik
ke kanan-kiri, seolah-olah ia takut kalau-kalau ada yang memata-matainya.
Sejenak ia
menarik nafas lega saat selembar foto tersembul keluar yang segera diringi
dengan senyumnya, bagaikan menyenyumi wajah pemuda tampan yang terpampang di
situ.
“Mas, aku rindu sekali… Aku kangen Mas. Kapan kau
datang Mas...?”
Desah lirih keluar dari bibirnya yang kedua
sudutnya sebentar-sebentar melengkung turun, menahan isakan tangis.
”Aku telah lama menunggu di sini... seperti
pesanmu, aku harus selalu sabar menunggu...”
Sesaat kemudian gadis itu menatap tajam
mobil-mobil yang lalu-lalang di depannya.
Terlebih lagi jika yang lewat itu mobil sedan biru, jantungnya
berdebar-debar dan sesudah itu boleh dipastikan ia akan berlari-lari
mengejarnya.
”Mas! Mas! Tunggu aku, Mas......”
Tetapi siapa yang mau menggubrisnya, menghentikan
mobil dan membukakan pintunya buat gadis yang kusam itu. Mereka malahan mengumpat dan menjauh
secepatnya lantaran menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.
Gadis itu nampak kecewa. Tiada mobil yang sudi berhenti untuknya. Ia pun berhenti berlarian mengejar
mobil-mobil. Bisa jadi lantaran lelah. Tetapi mungkin juga ia mulai sadar. Tak
seperti dulu beberapa tahun yang berlalu, ketika ia pertama kali bertemu dengan
Hari di tempat yang sama, tak jauh dari terminal bus. Saat itu ia memang benar-benar kaget karena
tiba-tiba sebuah sedan biru berhenti di dekatnya.
”Maaf, Dik.
Bolehkah saya bertanya...?”
”Oohh, tentu saja...”
”Saya hampir kehabisan bensin. Sudikah Adik menunjukkan tempat penjualan
bensin?” pemuda itu berkata seraya
membuka pintu mobilnya. Wajahnya yang
tampan menyorotkan sinar kejujuran, dan ini membuat si gadis tidak segan untuk
masuk ke dalam mobil dan duduk di sebelahnya.
”Terima kasih. Kenalkan, saya Hari Setia. Panggil
saja Hari...” ujar si pemuda tampan itu seraya mengulurkan tangan.
”Saya Titi. Titisari...” sahut si gadis seraya menjabat tangan si
pemuda itu. Sejenak keduanya terdiam,
namun di kedua dada mereka berdialog gencar lebih berarti dari seribu kata yang
terucap lewat bibir.
Bagi Hari sendiri, Titisari merupakan potret
idaman hatinya. Rambutnya yang setengah
ikal tersanggul sederhana dan beberapa bagian dibiarkan terlepas menutup
tengkuknya. Bibirnya yang tipis memerah asli, bukan polesan lipstick
seperti gadis-gadis kota. Begitu pula kebaya dan kainnya sangat sederhana
membuat pesona indah di hati Hari.
Itulah pengalaman pertama Titisari, seorang gadis
desa duduk dalam mobil mewah ditemani seorang pemuda tampan yang sopan dan baik
hati. Titisari diantar pulang oleh Hari dan mobilnya berhenti di tempat semula.
”Bolehkah saya bertemu lagi dengan Titi di tempat
ini?” Hari memberanikan diri bertanya,
namun Titisari seperti berat untuk mengiyakan. Ia menundukkan kepala sementara
ibu jari kakinya menggores-gores tanah.
Hari tersenyum. ”Bagaimana,
bolehkah?”
Tersipu malu, Titisari akhirnya menganggukkan
kepala sebagai tanda setuju. Maka
perjumpaan-perjumpaan berikutnya berlangsung dengan manisnya.
Setiap kali, Titisari selalu menanti di bawah
pohon mempelam dekat terminal bus, dan setiap kali pula hatinya berdebar keras
jika Hari dan sedan birunya muncul serta berhenti di dekatnya. Percintaan mereka seperti dalam cerita saja.
Suci, syahdu, indah, meski diwarnai oleh kekontrasan yang mencolok. Hari orang kota, anak orang kaya dan sebentar
lagi meraih gelar insinyur, sedang Titi anak orang desa, miskin dan sekolahnya
hanya sampai sekolah dasar.
”Rasanya seperti khayalan mimpi saja jika saya
mengharap Mas Hari benar-benar sudi mempersunting saya, anak orang desa yang
mis......” kata-kata Titisari terhenti
seketika, ketika telunjuk Hari menutup bibir Titi.

Butiran air mata mengembara di sudut mata Titi,
lalu meleleh jatuh di pipi. Ia
merebahkan kepalanya di dada Hari. Satu
kemantapan semakin kokoh di hati Titi, bahwa Hari adalah benar-benar
ditakdirkan untuk mencintainya.
Namun harapan seringkali bertentangan dengan
kenyataan. Ketika orang tua Hari
mengetahui percintaan anaknya dengan gadis desa yang miskin itu, mereka pun
langsung menentangnya.
”Ingat Hari, kau jangan terlalu menuruti
keinginanmu tanpa persetujuan orang tua. Mau kautaruh mana harga diri orang
tuamu ini? Bayangkan kelak jika kau
memperistri orang desa itu dan kedudukanmu sebagai orang penting di masyarakat
akan memudar lantaran dia hanya lulusan sekolah dasar!” Damprat ayahnya.
Hari mencoba menentangnya, namun tak berdaya.
Kekuasaan ayahnya terlalu kuat, bagaikan hempasan badai yang tak pernah surut
dan Hari pasti akan terhempas ke batu karang jika beran menentangnya.
Suatu siang, selagi Titi menunggu di bawah pohon
mempelam di dekat terminal, seorang laki-laki tua muncul.
”Kau akan sia-sia menunggu Hari, Nak. Ia telah pergi jauh dan tidak mencintaimu lagi. Lupakan dia, Nak. Demi kebaikanmu sendiri dan juga
kebaikannya...”
”Tidak. Tidaaaaak!
Ia telah berjanji akan menjadi suamiku...” Titi berlari sambil berteriak menjauhi orang tua itu. ”Kau pasti bohong! Bohooooong!”
Siang itu Titi masih menatap potret Hari di
genggamannya. Hari seolah mengajaknya
tersenyum, seperti biasanya setiap ia menghentikan mobil dan membukakan pintu
serta mempersilakan Titi naik ke dalam.
Lalu Titi pun ikut tersenyum panjang dan semakin panjang, disusul derai
ketawa keras bercampur suara mesin mobil yang lalu-lalang.
Tetapi kini, siapa yang sudi memperhatikan gadis
malang yang selalu duduk menanti di bawah pohon mempelam dekat terminal? Siapa...?
(dalam Kedaulatan
Rakyat, 28 Agustus 1988, dengan perubahan)

Lembar jawab dan penilaian, cerpen Nilawati HW (Penantian)
Nama siswa : ...................................... Tk/Prodi : .........................
Tentukan
|
Jawaban
|
Nilai
|
Perolehan/Skor
|
Nilai
|
|||
TT
|
KT
|
TP
|
ST
|
||||
1
|
2
|
3
|
4
|
(24)
|
|||
Siapa pelaku
utama
|
|||||||
Bagaimana
karakter tokoh-tokohnya
|
|||||||
Mengapa
percintaan mereka harus berpisah
|
|||||||
Alur apa yang
digunakan pengarang
|
|||||||
Siapa saja pelaku sampingan
|
|||||||
Dimana meraka saling bertemu
|
|||||||
JUMLAH
|
Keterangan : TT (Tidak Tetap/Nilai 1); KT (Kurang Tepat/Nilai 2); TP
(Tepat/Nilai 3); ST (Sangat Tepat/Nilai 4)

Contoh
= 3 + 3 + 4 + 3 + 4 + 3 = 20
x 100
24
REVIEW (01)
1. Jelaskan hakikat apresiasi karya sastra.
2. Apa yang dimaksud apresiasi secara kinetik dan verbal. Berikan contoh
3. Sebutkan unsur-unsur instrinsik prosa. Jelaskan masing-masing.
4. Apa yang dimaksud unsur ekstrinsik prosa. Jelaskan maksud tersebut.
5. Apa yang tertuang dalam isi pesan suatu cerita/kisah. jelaskan.
REVIEW (02)
1.SEBUTKAN UNSUR INSTRINSIK PUISI
2. SEBUTKAN YANG TERMASUK UNSUR BATIN PUISI
3. SEBUTKAN YANG TERMASUK JENIS PUISI LAMA
4. JELASKAN PERBEDAAN KARYA SASTRA LAMA DAN BARU
5. BERILAH CONTOH MAJAS : PARADOKS, PERSONIFIKASI, ALEGORI DAN TAUTOLOGI
STRUKTUR TEKS PROSEDUR
1. Buatlah bagian tujuan dalam teks prosedur cara membuat dodol
2. material
3. langkah-langkah
4. ciri-ciri teks prosedur dan berikan contoh-contohnya
STRUKTUR TEKS EKSPLANASI
1. Gunting bagian teks eksplanasi yang Anda dapatkan dari peristiwa-peristiwa dalam koran, kemudian analisislah sesuai strukturnya
2. Unsur kebahasaan yang Anda temukan dalam teks tersebut analisislah secara detail.TUGAS XII
A. Tentukan Unsur struktur teks sejarah di bawah ini!
Analisis
Teks Sejarah
Kongres
Sumpah Pemuda
nartobin
Kongres
pemuda II berlangsung pada 27-28 oktober dalam tiga tahap rapat. Rapat pertama
berlangsung di gedung katholieke jongelingen bond di waterlooplein, lalu
dipindahkan ke oost java bioscoop di konigsplein noord, dan rapat ketiga berlangsung
di gedung kramat 106 sekaligus penutupan rapat.
Dari rapat pertama hingga
rapat ketiga, kongres pemuda II ini menghadirkan 15 pembicara, yang membahas
berbagai tema. Diantara pembicara yang dikenal, antara lain Soegondo
Djojopespito, Muhammad Yamin, dan Siti Sundari. Hadir pula banyak organisasi
pemuda dan kepanduan saat itu, diantaranya jong java, jong ambon, jong celebes,
jong batak, jong sumatranen bond, dan lain-lain.
Menjelang
penutupan, muhammad yamin mengedarkan secarik kertas kepada pimpinan rapat,
soegondo djojopoespito, lalu diedarkan kepada para peserta rapat yang lain.
Siapa sangka, tulisan yamin di secarik kertas itulah tercetus gagasan sumpah
pemuda.
Sumpah itu lalu dibaca oleh oleh soegondo,
lalu yamin memberi penjelasan panjang lebar tentang isi rumusannya itu. Pada
awalnya, rumusan singkat yamin itu dinamakan “ikrar pemuda”, lalu diubah oleh
yamin sendiri menjadi “sumpah pemuda”.
Bung karno sendiri menganggap
sumpah pemuda 1928 bermakna revolusioner: satu negara kesatuan dari sabang
sampai merauke, masyarakat adil dan makmur, dan persahabatan antarbangsa yang
abadi
B. TUGAS XII
Dari penggalan teks sejarah di atas, Anda dapat menyatakan bahwa itu merupakan bagian ORIENTASI.
Jikan tinjauannya pada unsur kebahasaannya, tunjukkan yang menyatakan :
1. Frasa nomina modifikasi, koordinatif, dan apositif
2. Verba modifikatif, dan koordinatif
3. Kalimat yang menyatakan keterangan waktu
4. Konjungsi temporal
5.
B. TUGAS XII
Suatu hari di Bulan
Maret 1946, dalam waktu tujuh jam, sekitar 200.000 penduduk mengukir sejarah
dengan membakar rumah dan harta benda mereka, meninggalkan kota menuju
pegunungan di selatan.Beberapa tahun kemudian, lagu “Halo Halo Bandung” ditulis
untuk melambangkan emosi mereka, seiring janji akan kembali ke kota tercinta,
yang sekarang telah menjadi lautan api. Setelah Proklamasi Kemerdekaan 17
Agustus 1945, Indonesia belum sepenuhnya merdeka. Kemerdekaan harus dicapai
sedikit demi sedikit melalui perjuangan rakyat yang rela mengorbankan
segalanya. Setelah Jepang kalah, tentara Inggris datang untuk melucuti tentara Jepang.
Dari penggalan teks sejarah di atas, Anda dapat menyatakan bahwa itu merupakan bagian ORIENTASI.
Jikan tinjauannya pada unsur kebahasaannya, tunjukkan yang menyatakan :
1. Frasa nomina modifikasi, koordinatif, dan apositif
2. Verba modifikatif, dan koordinatif
3. Kalimat yang menyatakan keterangan waktu
4. Konjungsi temporal
5.
Langganan:
Postingan (Atom)