Kaidah
kebahasaaan teks ceramah
- Menggunakan kata ganti orang pertama.
Contohnya saya, aku, kami (jika penceramah mengatasnamakan kelompok).
- Menggunakan kata ganti orang kedua jamak.
Contohnya saudara – saudara, hadirin, dan lain – lain.
- Menggunakan kata – kata ajakan ataua
persuasif. Contohnya sebaiknya, hendaklah, harus, perlu, dan lain – lain.
- Menggunakan kata mental. Contohnya
mengagumkan, memprihatinkan, menyimpulkan, dan lain – lain.
- Menggunakan kata – kata sebab akibat yang
menghubungkan pendapat (argumen) satu dengan yang lainnya. Contohnya sehingga,
maka, jika, dengan demikian, oleh karena itu, dan lain – lain.
- Menggunakan kata teknis. Atau peristilahan
yang yang terkait dengan topik yang sedang dibahas. Contohnya etika berbahasa,
tata krama, dan lain – lain.
- Menggunakan kata – kata yang menyatakan hubungan
temporal ataupun perbandingan atau pertentangan. Contohnya kemudian, sebelum
itu, berbeda halnya, dan lain – lain.
Analisis
Teks Ceramah "Menghargai Perbedaan Agama"
Teks Ceramah Keseluruhan :
Selamat pagi,
Yang saya hormati, guru Bahasa
Indonesia, dan
Yang saya banggakan teman-teman
sekalian.
Pertama-tama, marilah kita panjatkan
puja dan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan
karunia-Nya lah, kita dapat berkumpul di sini pada pagi hari ini.
Saya juga ingin mengucapkan terima
kasih kepada guru Bahasa Indonesia dan teman-teman sekelas yang telah
memberikan saya kesempatan untuk menyampaikan ceramah saya ini.
Bagaimana kabarnya hari ini?, saya
harap baik-baik saja.
Saya akan menyampaikan ceramah dengan
judul “Menghargai Perbedaan
Agama”
Sebelum itu, Saya berharap apa yang
saya sampaikan hari ini dapat bermanfaat dan saya sangat senang jika ceramah
saya akan berguna dalam kehidupan sehari-hari
Menghargai adalah
menghormati segala sesuatu hasil atau milik orang lain. Menghargai orang lain sangat penting dalam kehidupan ini. Dengan
menghargai orang lain maka orang lain juga akan menghargai kita. Sikap apa yang
kita peroleh dari orang lain adalah cerminan dari sikap kita sehari-hari kepada
orang lain. Jika kita bersikap baik dan menghargai orang lain maka orang lain
juga akan berbuat demikian.
Menghargai juga sangat
penting diterapkan di kehidupan sehari-hari terlebih kita ini adalah Bangsa
Indonesia. Bangsa yang terdiri dari beragam-ragam ras, suku, bahasa, dan agama.
Seperti semboyan Negara kita Bhineka Tunggal Ika. Berbeda-beda tetapi tetap
satu. Persatuan ini, hanya bisa terjadi jika kita saling menghormati satu sama
lain. Perbedaan di Negara Indonesia kita yang tercinta ini, tak dapat
dihilangkan atau dihapuskan karena masing-masing orang memiliki pendirian yang
berbeda sehingga satu-satunya jalan adalah dengan saling menghormati. Bahkan,
ada beberapa orang yang berpendapat bahwa berbeda itu adalah suatu kewajiban.
Karena, dengan adanya suatu perbedaan, kita dapat belajar untuk saling
mengenal. Dengan adanya perbedaan, kita bisa dikenang dengan ciri khas
masing-masing. Dengan adanya perbedaan, kita memiliki hidup yang jauh lebih
berwarna dan lebih seru.
Kita tak perlu membeda-bedakan orang
lain. Seperti mengatakan dia itu berkulit hitam, dia itu kulit putih. Lalu,
kenapa dengan kulit hitam dan putih? Lagipula, perbedaan itu bukanlah suatu
penyakit menular yang harus dihindari. Jadi mengapa kita tak ingin berdekatan
dengan orang lain yang berbeda ras, agama, suku, ataupun budayanya? Mengapa
masih mempermasalahkan agama jika pada dasarnya semua agama adalah pendirian
yang terbentuk dari rasa terima kasih manusia kepada penciptanya?Semua manusia
sama saja di mata Tuhan, maka biasakanlah menerapkan kehidupan toleransi antar sesama.
Saya akan memberikan contoh kehidupan bertoleransi antar agama.
Sebelum saya
memberikan contoh kehidupan bertoleransi antar agama, dari sini apa ada yang
ditanyakan ?
Tiga rumah ibadah berdiri megah di Desa
Pusong, Kecamatan Banda Sakti, Kota Lhokseumawe. Gedung itu dibangun puluhan
tahun lalu dan saling berdampingan, yaitu satu wihara dan dua gereja.
Satu gereja milik Huria Kristen Batak
Protestan (HKBP) dan satu lagi Gereja Methodis Indonesia (GMI). Tak jauh dari
rumah ibadah itu terdapat masjid di Pusong. akhir pekan, jemaat berdatangan
kesana.
Letak ketiga rumah ibadah itu berada di
sudut kota. Saban pengamanan khusus, mereka bisa khusuk beribadah tanpa
khawatir.
Affandi Chandra, salah satu pengurus
wihara Lhokseumawe, mengatakan, toleransi beragama di daerahnya sangat tinggi.
“Bahkan kalau kita perayaan waisak atau
tahun baru, itu masyarakat muslim turut bantu. Mareka membantu kita agar
nyaman, sepeda motor kita diamankan, ini sudah puluhan tahun,” katanya, Selasa
(12/9/2017).
Perlakuan yang sama ketika umat kristen
melaksanakan ibadah pada Minggu di dua gereja itu. Mereka tak pernah mengalami
gangguan apapun.
Data dari Badan Pusat Statistik (BPS)
Lhokseumawe menyebutka total penduduk kota itu sebanyak 205.462 jiwa dengan
rincian pemeluk agama Islam 203.783 jiwa, Katolik 185 jiwa, Buddha 718 jiwa dan
Hindu 10 jiwa.
Ketika berbicara tentang toleransi di
Aceh, Lhokseumawe bisa dijadikan salah satu rujukan. Disana, umat beragama
menyatu dalam pelukan muslim dan payung kebhinekaan Indonesia
Teman-teman,
Agama apapun di dunia ini, pasti
memiliki Tuhan yang menciptakan mereka. Tuhan yang menjadi alasan mereka ada di
dunia ini. Hanya saja, masing-masing agama memiliki nama tersendiri untuk Tuhan
mereka. Contohnya Islam memiliki Allah.
Agama apapun, pasti memiliki suatu
benda yang dianggap suci atau sakral contohnya kitab yang harus dihormati.
Contohnya saja orang Islam pasti tidak mau kitab Al-Qur’an di bakar. Begitu
juga orang Kristen yang menuntut agar orang beragama lain tidak membakar
Al-Kitab. Mengapa kita tak belajar untuk menghormati? Menghormati masing-masing
benda dan kitab yang oleh masing-masing pihak dianggap suci.
Agama apapun, melarang umatnya untuk
membunuh. Jadi, jika ada seseorang yang meledakkan suatu tempat dan dengan
bangga menyatakan bahwa ia melakukan hal itu untuk agamanya, orang itu
sebenarnya tidak memiliki agama. Bagaimana ia bisa mengatakan bahwa Tuhan
memerintahkannya untuk membunuh?
Masing-masing agama, memiliki cara
tersendiri untuk berdoa. Jika di dalam agama Islam, biasanya salat 5 kali
sehari menghadap ke arah kiblat dan pada hari Jumat khusus untuk yang laki-laki
wajib mengikuti salat Jumat. Sedangkan, biasanya umat Kristen beribadah hari
Sabtu atau minggu bersama di Gereja atau Kapel. Mengapa kita harus
mengolok-olok cara mereka berdoa atau waktu mereka berdoa. Beberapa pihak tak
bertanggung jawab mengatakan bahwa orang Islam beribadah salat Jumat untuk
menyembah Dewi Freja. Karena hari Jum’at dalam bahasa Inggris adalah Friday yang
awalnya berasal dari kata Freja. Sedangkan pihak lainnya juga
mengatakan bahwa umat Kristen beribadah kepada dewa matahari karena beribadah
di hari minggu yang dalam bahasa Inggris adalah Sunday. Berasal
dari kata Sun dan day.Sun berarti
matahari. Mengapa harus mempermasalahkan hal itu? Berdoa adalah suatu kegiatan
bercakap-cakap dengan Tuhan entah itu berterima kasih ataupun meminta sesuatu.
Perlu diingat sekali lagi bahwa Tuhan itu, lebih hebat dari pada swalayan 24
jam yang di hari besar atau jika ada bencana alam tutup. Tuhan itu, selalu ada,
setiap saat, dimanapun, kapanpun.
Bangsa Indonesia juga dikenal sebagai
bangsa yang menerapkan ajaran tenggang rasa. Rasa toleransi ini, sangat
dibutuhkan jika kita sedang menghadapi perbedaan. Sekali lagi perlu diingat
bahwa perbedaan itu bukanlah suatu penyakit menular yang harus dihindari. Jadi,
jangan sampai kita mengacuhkan atau mengucilkan orang yang berbeda dari kita.
Saya rasa sekian ceramah saya. Saya
berharap ceramah saya akan berguna dalam kehidupan kita. Atas waktu dan
perhatian yang telah anda berikan, saya ucapkan terima kasih.
Selamat pagi
TUGAS
TEKS CERAMAH
1. Tema : Toleransi
Beragama
Data
:
“Agama
apapun di dunia ini, pasti memiliki Tuhan yang menciptakan mereka. Tuhan yang
menjadi alasan mereka ada di dunia ini”.
2. Gagasan Pokok :
a. Mapel
: Agama (PAI)
b. Materi
: Kehidupan Toleransi dalam Beragama
c. Isi
:
Menghargai Perbedaan Beragama
Data
:
“Saya
akan menyampaikan ceramah dengan judul “Menghargai Perbedaan Agama”. Menghargai
adalah menghormati segala sesuatu hasil atau milik orang lain. Menghargai orang
lain sangat penting dalam kehidupan ini. Dengan menghargai orang lain maka
orang lain juga akan menghargai kita. Sikap apa yang kita peroleh dari orang
lain adalah cerminan dari sikap kita sehari-hari kepada orang lain. Jika kita
bersikap baik dan menghargai orang lain maka orang lain juga akan berbuat
demikian. ”
3. Permasalahan Aktual
a. Judul Berita :
Melihat Toleransi Beragama di Kota Syariat Islam...
b. Sumber : http://regional.kompas.com/read/2017/09/12/18482451/melihat-toleransi-beragama-di-kota-syariat-islam.com
c. Tanggal Publikasi :
12-09-2017
v Data Berita Asli :
LHOKSEUMAWE,
KOMPAS.com – Tiga
rumah ibadah berdiri megah di Desa Pusong, Kecamatan Banda Sakti, Kota
Lhokseumawe. Gedung itu dibangun puluhan tahun lalu dan saling berdampingan,
yaitu satu wihara dan dua gereja.
Satu
gereja milik Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) dan satu lagi Gereja Methodis
Indonesia (GMI). Tak jauh dari rumah ibadah itu terdapat masjid di Pusong.
Letak
ketiga rumah ibadah itu berada di sudut kota. Saban akhir pekan, jemaat
berdatangan kesana. Tak ada pengamanan khusus, mereka bisa khusuk beribadah
tanpa khawatir.
Affandi
Chandra, salah satu pengurus wihara Lhokseumawe, mengatakan, toleransi beragama
di daerahnya sangat tinggi.
“Bahkan
kalau kita perayaan waisak atau tahun baru, itu masyarakat muslim turut
bantu. Mareka membantu kita agar nyaman, sepeda motor kita diamankan, ini sudah
puluhan tahun,” katanya, Selasa (12/9/2017).
Perlakuan
yang sama ketika umat kristen melaksanakan ibadah pada Minggu di dua gereja
itu. Mereka tak pernah mengalami gangguan apapun.
“Disini
muslim nyaris 100 persen. Menerapkan syariat islam, tak ada pergesekan
antar-pemeluk agama disini”. Terang ketua bidang pendidikan Vihara Lhokseumawe
itu.
Di
Lhokseumawe tercatat 240 kepala keluarga adalah pemeluk agama Buddha.
Hamdan,
salah satu umat kristiani di Lhokseumawe merasakan tak ada kendala apapun saat
melakukan ibadah di gereja. “Kita ini bersaudara,” katanya.
Dia
menceritakan, ketika kerusuhan Mei 1998 pecah, tak ada satupun warga nonmuslim
diganggu.
“Gereja
kami utuh, tak ada yang merusak dari dulu sampai kini,” katanya.
Data
dari Badan Pusat Statistik (BPS) Lhokseumawe menyebutka total penduduk kota itu
sebanyak 205.462 jiwa dengan rincian pemeluk agama Islam 203.783 jiwa, Katolik
185 jiwa, Buddha 718 jiwa dan Hindu 10 jiwa.
Wali
Kota Lhokseumawe Suaidi Yahya menyebutkan, toleransi umat beragama di
Lhokseumawe tak perlu diragukan lagi.
“Kalau
kita masih berbicara perbedaan, maka itu tak akan slesai-selesai. Dari zaman
konflik dulu sampai sekarang masyarakat pemeluk agama selalu rukun dan
damai di kota ini,” katanya.
Ketika
berbicara tentang toleransi di Aceh, Lhokseumawe bisa dijadikan salah satu
rujukan. Disana, umat beragama menyatu dalam pelukan muslim dan payung
kebhinekaan Indonesia.
Penulis
: Kontributor Lhokseumawe, Masriadi
Editor
: Farid Assifa
v Data Ringkasan Berita
:
Tiga rumah ibadah berdiri megah di Desa
Pusong, Kecamatan Banda Sakti, Kota Lhokseumawe. Gedung itu dibangun puluhan
tahun lalu dan saling berdampingan, yaitu satu wihara dan dua gereja.
Satu
gereja milik Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) dan satu lagi Gereja Methodis
Indonesia (GMI). Tak jauh dari rumah ibadah itu terdapat masjid di Pusong.
Letak
ketiga rumah ibadah itu berada di sudut kota. Saban akhir pekan, jemaat
berdatangan kesana. Tak ada pengamanan khusus, mereka bisa khusuk beribadah
tanpa khawatir.
Affandi
Chandra, salah satu pengurus wihara Lhokseumawe, mengatakan, toleransi beragama
di daerahnya sangat tinggi.
“Bahkan
kalau kita perayaan waisak atau tahun baru, itu masyarakat muslim turut
bantu. Mareka membantu kita agar nyaman, sepeda motor kita diamankan, ini sudah
puluhan tahun,” katanya, Selasa (12/9/2017).
Perlakuan
yang sama ketika umat kristen melaksanakan ibadah pada Minggu di dua gereja
itu. Mereka tak pernah mengalami gangguan apapun.
Data
dari Badan Pusat Statistik (BPS) Lhokseumawe menyebutka total penduduk kota itu
sebanyak 205.462 jiwa dengan rincian pemeluk agama Islam 203.783 jiwa, Katolik
185 jiwa, Buddha 718 jiwa dan Hindu 10 jiwa.
Ketika
berbicara tentang toleransi di Aceh, Lhokseumawe bisa dijadikan salah satu
rujukan. Disana, umat beragama menyatu dalam pelukan muslim dan payung
kebhinekaan Indonesia
4. Informasi Teks
Ceramah
v Informasi berdasarkan
fungsi : Informasi yang menambah pengetahuan
Data
: Dengan menghargai orang lain, maka orang lain juga akan menghargai kita
v Informasi berdasarkan
format penyajian : tulisan
v Informasi berdasarkan
lokasi peristiwa : nasional
Data
: Perbedaan di Negara Indonesia kita
yang tercinta ini, tak dapat dihilangkan atau dihapuskan karena masing-masing
orang memiliki pendirian yang berbeda sehingga satu-satunya jalan adalah dengan
saling menghormati.
v Informasi berdasarkan
bidang kehidupan : budaya
Data
: Bangsa Indonesia juga dikenal sebagai bangsa yang menerapkan ajaran
tenggang rasa.
v Informasi berdasarkan
kepentingan : informasi yang menyangkut perubahan dan pengaruh pada kehidupan
pembaca
Data
: Menghargai adalah menghormati segala sesuatu hasil atau milik orang
lain. Menghargai orang lain sangat penting dalam kehidupan ini. Dengan
menghargai orang lain maka orang lain juga akan menghargai kita. Sikap apa yang
kita peroleh dari orang lain adalah cerminan dari sikap kita sehari-hari kepada
orang lain. Jika kita bersikap baik dan menghargai orang lain maka orang lain
juga akan berbuat demikian.
v Informasi berdasarkan
penyampaian : Informasi yang disediakan setiap saat
Data
: Menghargai juga sangat
penting diterapkan di kehidupan sehari-hari terlebih kita ini adalah Bangsa
Indonesia.
5. Struktur Teks Ceramah
v Pembuka
a. Salam pembuka
Data
: Selamat pagi
b. Sapaan
Data
: Yang saya hormati, guru Bahasa Indonesia
Yang saya banggakan teman-teman sekalian
c. Menanyakan Keadaan
Data
: Bagaimana kabarnya hari ini?, saya harap baik-baik saja.
d. Ucapan Syukur
Data
: Pertama-tama, marilah kita panjatkan puja dan puji syukur kepada Tuhan Yang
Maha Esa karena atas rahmat dan karunia-Nya lah, kita dapat berkumpul di sini
pada pagi hari ini.
e. Ucapan Terima Kasih
Data
: Saya juga ingin mengucapkan terima kasih kepada guru Bahasa Indonesia dan
teman-teman sekelas yang telah memberikan saya kesempatan untuk menyampaikan
ceramah saya ini.
f. Harapan
Data
: Sebelum itu, Saya berharap apa yang saya sampaikan hari ini dapat bermanfaat
dan saya sangatsenang jika ceramah saya akan
berguna dalam kehidupan sehari-hari.
v Isi
1. Isi (Pengantar
Materi) :
a. Judul Teks Ceramah :
Menghargai Perbedaan Beragama
Data
: Saya akan menyampaikan ceramah dengan judul “Menghargai Perbedaan Agama”
b. Tema materi :
Toleransi Beragama
Data
: Saya akan menyampaikan ceramah dengan judul “Menghargai Perbedaan
Agama”. Menghargaiadalah menghormati
segala sesuatu hasil atau milik orang lain. Menghargai orang lain
sangat penting dalam kehidupan ini. Dengan menghargai orang lain maka orang
lain juga akan menghargai kita. Sikap apa yang kita peroleh dari orang lain
adalah cerminan dari sikap kita sehari-hari kepada orang lain. Jika kita
bersikap baik dan menghargai orang lain maka orang lain juga akan berbuat
demikian.
c. Pentingnya Materi :
Menambah pengetahuan tentang pentingnya toleransi
Data
: Menghargai orang lain sangat penting dalam kehidupan ini. Dengan
menghargai orang lain maka orang lain juga akan menghargai kita.
d. Metode Ceramah
Data
: Sebelum saya memberikan contoh kehidupan bertoleransi antar agama, dari
sini apa ada yang ditanyakan ?
2. Isi (Materi Inti) :
a. Masalah aktual
Data
:
Tiga
rumah ibadah berdiri megah di Desa Pusong, Kecamatan Banda Sakti, Kota
Lhokseumawe. Gedung itu dibangun puluhan tahun lalu dan saling berdampingan,
yaitu satu wihara dan dua gereja.
Satu
gereja milik Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) dan satu lagi Gereja Methodis
Indonesia (GMI). Tak jauh dari rumah ibadah itu terdapat masjid di Pusong.
Letak
ketiga rumah ibadah itu berada di sudut kota. Saban akhir pekan, jemaat
berdatangan kesana. Tak ada pengamanan khusus, mereka bisa khusuk beribadah
tanpa khawatir.
Affandi
Chandra, salah satu pengurus wihara Lhokseumawe, mengatakan, toleransi beragama
di daerahnya sangat tinggi.
“Bahkan
kalau kita perayaan waisak atau tahun baru, itu masyarakat muslim turut
bantu. Mareka membantu kita agar nyaman, sepeda motor kita diamankan, ini sudah
puluhan tahun,” katanya, Selasa (12/9/2017).
Perlakuan
yang sama ketika umat kristen melaksanakan ibadah pada Minggu di dua gereja
itu. Mereka tak pernah mengalami gangguan apapun.
Data
dari Badan Pusat Statistik (BPS) Lhokseumawe menyebutka total penduduk kota itu
sebanyak 205.462 jiwa dengan rincian pemeluk agama Islam 203.783 jiwa, Katolik
185 jiwa, Buddha 718 jiwa dan Hindu 10 jiwa.
Ketika
berbicara tentang toleransi di Aceh, Lhokseumawe bisa dijadikan salah satu
rujukan. Disana, umat beragama menyatu dalam pelukan muslim dan payung
kebhinekaan Indonesia.
b. Tanggapan tentang
masalah
Data
: setuju dengan toleransi antar umat beragama karena dengan adanya
toleransi dapat menegakkan persatuan dan kesatuan di Indonesia .
c. Fakta
Data
: Tiga rumah ibadah berdiri megah di Desa Pusong, Kecamatan Banda Sakti, Kota
Lhokseumawe. Gedung itu dibangun puluhan tahun lalu dan saling berdampingan,
yaitu satu wihara dan dua gereja.
3. Penutup :
v Kesimpulan
Data
: Bangsa Indonesia juga dikenal sebagai bangsa yang menerapkan ajaran
tenggang rasa. Rasa toleransi ini, sangat dibutuhkan jika kita sedang
menghadapi perbedaan. Sekali lagi perlu diingat bahwa perbedaan itu bukanlah
suatu penyakit menular yang harus dihindari. Jadi, jangan sampai kita
mengacuhkan atau mengucilkan orang yang berbeda dari kita.
v Ucapan terima kasih
Data
: Saya berharap ceramah saya akan berguna dalam kehidupan kita. Atas waktu
dan perhatian yang telah anda berikan, saya ucapkan terimakasih.
v Permohonan maaf
Data
: Jikalau ada salah kata saya ucapkan permohonan maaf yang sebesar-besarnya.
v Salam penutup
Data : Selamat Pagi.
6. Kaidah Kebahasaan:
1. Kalimat imperatif
1. Kalimat imperatif
· Perintah Biasa
Semua manusia sama di mata tuhan, maka biasakanlah menerapkan
kehidupan toleransi antar sesama.
· Ajakan
Pertama-tama, marilah kita panjatkan puja
dan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa...
· Larangan
Jadi, jangan sampai kita mengacuhkan atau
mengucilkan orang yang berbeda dari kita.
2. Menggunakan kata ganti
· Kata ganti orang pertama tunggal
Yang saya banggakan teman-teman sekalian.
· Kata ganti orang kedua jamak (Kata
sapaan)
Yang saya banggakan teman-teman sekalian.
3. Menggunakan kata-kata teknis
· Bidang keagamaan
a) Salat
sa·lat n Isl 1 rukun Islam kedua, berupa ibadah kepada Allah
Swt., wajib dilakukan oleh setiap muslim mukalaf, dengan syarat, rukun, dan
bacaan tertentu, dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam; 2 doa kepada
Allah.
Data:
Jika di dalam agama Islam, biasanya salat 5
kali sehari menghadap ke arah kiblat...
b) Kiblat
ki-blat n 1 arah ke Kakbah di Mekah(pada waktu salat); 2
arah; jurusan; mata angin; ber-ki-blat v berarah; menuju; pendirian itu
tampaknya~kepada perdamaian dunia; me-ngi-blat-kan v mengarahkan ke
kiblat.
Data:
Jika di dalam agama Islam, biasanya salat 5 kali sehari
menghadap ke arah kiblat...
4. Menggunakan kata kerja mental
· Persepsi
Data : ...maka orang lain juga
akan menghargai
dan memperhatikan kita.
· Kognisi
Data ; Bahkan, ada beberapa orang
yang berpendapat bahwa berbeda
itu adalah suatu kewajiban.
· Afeksi
Data : Saya sangat senang jika ceramah
saya akan berguna dalam...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar