Minggu, 27 September 2015

MATERI PENGAYAAN

PARAGRAF

Paragraf/alinea;  adalah bagian dari wacana yang merupakan satu kesatuan maksud.  Paragraf yang baik harus memenuhi criteria : (1) memiliki satu ide pokok/pikiran utama dan beberapa pikiran penjelas.  (2) antar kalimat dalam paragraph harus saling bertautan (berkoherensi) sehingga membentuk satu kesatuan maksud.
Untuk memperoleh koherensi, perlu penataan urutan kalimat dalam paragraf yang sistematis.  Karena tanpa adanya urutan kalimat yang tepat, koherensi tidak akan dapat diperoleh.

Untuk membentuk koherensi antar kalimat dalam paragraf, di samping urutan kalimat, juga digunakan penanda koherensi yang berupa; - pengulangan kata kunci; - pemakaian kata ganti; - dan pemakaian konjungsi (penghubung/transisi), di samping itu konjungsi bisa juga hanya ditunjukkan adanya situasi.

Hubungan/Koherensi kalimat dalam paragraf, antara lain ditandai oleh:

1. Pengulangan kata/frase kunci
Contoh : UNESCO berinisiatif untuk mengadakan pertemuan guna membahas rencana pemugaran Candi Borobudur. Dalam pertemuan itu disimpulkan bahwa bentuk stupa tidak akan diubah.

2. Kata ganti
Contoh :  Siswa kelas tiga wajib mengikuti prakerin. Setelah selesai prakerin mereka harus menyusun laporan sebagai syarat mengikuti Ujian Nasional. Tanpa adanya laporan prakerin, mereka tidak diperkenankan mengikuti ujian.

3. Konjungsi antar kalimat
Contoh : Kita sering melihat objek wisata candi dicoreng-coreng dengan cat berwarna mencolok. Bahkakan ada pula yang ditatah dengan pahat atau paku sehingga fragmen benda purbakala menjadi rusak.

Contoh lain : Kendaraan listrik merupakan solusi atas masalah polusi udara yang semakin meningkat. Namun demikian hingga kini belum ditemukan motor listrik yang setara jarak jangkaunya dengan motor bensin atau diesel. Sebab, kemampuan baterai sebagai sumber energi motor listrik sangat terbatas.

Beberapa contoh konjungsi yang juga sering digunakan untuk penanda hubungan/koherensi kalimat dalam paragraf.
a. Hubungan penguatan/tambahan; (selain itu; lagi pula;  di samping itu; demikian pula; tidak hanya.....; tetapi juga...)
b. Hubungan sebab-akibat (kausal); (oleh karena itu; akibatnya; maka; sehingga; )
c. Hubungan pertentangan; (akan tetapi; namun demikian; sebaliknya; padahal; sedangkan; sebenarnya; )
d. Hubungan tujuan; (untuk itu; untuk maksud tersebut; agar; supaya;)
e. Hubungan konsekuensi logis dari suatu keadaan/peristiwa; (tentu saja; sudah barang tentu; kalau demikian )
f. Hubungan ringkasan/simpulan; (jadi; memang; pendek kata; dengan demikian; kesimpulannya; )
g. Hubungan contoh; (contohnya; misalnya; sebagai misal; )
h. Hubungan perurutan; (kemudian; selanjutnya; setelah itu; seterusnya;)
i. Hubungan waktu; (ketika; saat itu; waktu itu; sebelumnya;)
j. Hubungan perbandingan; (seperti halnya; berbeda halnya; lain halnya; )
k. Hubungan pemilihan; (atau; bisa juga)

4. Koherensi yang dinyatakan adanya situasi
Perhatikan contoh koherensi yang ditandai adanya situasinya :Awah menambah senja lekas menggelap. Guntur menghempas-hempas di ujung langit. Jalan-jalan kosong lengang dan sepi. Beberapa orang bergegas lari menghindari hujan yang mulai turun.

POLA PENGEMBANGAN PARAGRAF

Satu paragraf/alinea dikembangkan dari satu ide pokok/gagasan pokok/pikiran utama.  Untuk mengembangkan paragraf banyak pola yang dapat digunakan.  Pada umumnya pola pengembangan itu mencerminkan adanya pola hubungan/penalaran paragraf tersebut.
Pola pengembangan tersebut antara lain : deduktif (umum-khusu); induktif (khusus-umum); sebab-akibat; akibat-sebab; analogi; proses; contoh/bukti; perbandingan; pertentanga; penegasan/penguatan; pemilihan; generalisasi; campuran berbagai pola dsb.

Berikut ini contoh pola pengembangan/penalarannya.
Perhatikan hubungan antar kalimat yang membentuk pengembangan paragraf berikut!

1. Deduktif
Faktor utama bersaing adalah SDM. SDM industri harus memiliki kemampuan teknis profesional, dan adaptif. Kemampuan teknis profesional adalah kemampuan untuk menghasilkan barang dan jasa dengan teknologi yang memadai.  Kemampuan adaptif adalah kemampuan untuk menyesuaikan dengan lingkungan alam, sosial, dan lingkungan kerja.  Selain itu, mereka juga harus memiliki kemampuan normatif, yang berupa etos kerja, disiplin, dan nilai-nilai dalam perusahaan itu sendiri.

2. Dengan alasan-alasan
Keluarga berencana buka semata bertujuan untuk membatasi kelahiran, tetapi lebih bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga.  Ibu tidak terus merana karena setiap kali membawa beban berat di perutnya, mempertaruhkan nyawa pada saat melahirkan, lalu dengan susah payah merawatnya. Sang Bapak pun tidak terlalu berat dalam mencari nafkah. Anak lebih terawat dan terjamin masa depannya.

3. Sebab-akibat secara berantai
Stabilitas keamanan dan ketertiban masyarakat perlu dimantapkan.  Dalam situasi aman dan tertib masyarakat merasa nyaman untuk berusaha. Jika kesempatan berusaha baik, perekonomian berkembang baik juga.  Peningkatan ekonomi akhirnya akan mempengaruhi segala aspek kehidupan.

4. Seba-sebab
Lulusan SMA/SMK masih sulit mencari pekerjaan.  Hal ini disebabkan oleh masih rendahnya tingkat ketrampilan mereka.  Di samping itu, lapangan kerja yang dapat disediakan setiap tahunnya memang masih sangat terbatas.

5. Dengan contoh/bukti-bukti
Pruduksi dalam negeri tidak kalah dengan buatan mancanegara. Tekstil produksi kita laku keras di Amerika, Korea, Thailan, bahkan sampai negara Amerika berusaha keras memperkecil kuota. Perusahaan kaya di Indonesia mampu menembus pasar global.

6. Dengan perbandingan
Konsep pertarungan Tyson tampak sangat sederhana: serang lawan sampai roboh, dan ia menang KO. Berbeda dengan petinju legendaris Muhammad Ali, ia menggunakan seni dalam bertinju: memberi kesempatan kepada lawan untuk berekspresi dengan pukulan-pukulannya dan ia bertahan dengan seni-seni tangkisannya.

7. Dengan akibat dan bukti
Pengusaha memandang iklan sangat berperan dalam mempengaruhi konsumen.  Akibatnya mereka lebih banyak berusaha memikirkan desain iklan daripada memikirkan mutu produksi.  Hal ini terbukti dari hasil pengujian terhadap barang-barang konsumsi di lapangan.  Banyak barang yang iklannya gencar ternyata mutu produknya di bawah standar.

8. Dengan penguatan dan pertentangan
Manusia diizinkan oleh Tuhan untuk memanfaatkan isi alam ini. Bahkan isi alam ini memang disediakan untuk manusia, sebagaimanan Tuhan menyebutkan bahwa manusia adalah khalifah di bumi.  Akan tetapi manusia tidak diizinkan menyakiti, menyiksa, ataupun menyia-nyiakannya.

9. Pengembangan dengan contoh
Banyak kesenian daerah yang terancam eksistensinya.  Wayang beber di Gunungkidul, Yogyakarta telah puluhan tahun kehilangan pemirsa.  Tari Topeng Losari Cirebon yang laris pada tahun 70-an, sejak tahun 90-an tidak ada lagi generasi yang meneruskannya.

10. Pengembangan secara analogi
Planet Mars banyak memiliki persamaan dengan bumi baik dalam hal atsmosfir, musim, maupun temperatur.  Oksigen rupanya ada juga, demikian pula air.  Jika di bumi ada makhluk hidup, tidak tertutup kemungkinan di Planet Mars juga ada kehidupan.

11. Pengembangan dengan generalisasi
Giri seorang lulusan SMK yang sukses berwiraswasta.  Ketika ditanya apakah ia memiliki modal besar pada awal usahanya, jawabnya tidak.  Gino seorang lulusan SMK yang kini memiliki bengkel besar.  Ia juga mengatakan bahwa ia bersal dari keluarga kurang mampu yang tidak memiliki modal.  Ternyata, kunci sukses bukan karena banyaknya modal, tetapi karena keuletan.



LATIHAN

Tentukan jenis kesalahan kalimat berikut, dan ubahlan menjadi kalimat efektif!

1. Kedatangannya Bapak Bupati sangat diharapkan sekali.
2. Meskipun ia pandai, tetapi ia tidak pernah sombong.
3. Ketika jemputan datang, dari kami semua sudah siap.
4. Setelah berulangkali ia berlatih barulah bagus prestasinya.
5. Antara sesama peserta seminar saling bertukar pikiran.
6. Pada PON yang baru lalu mengikutsertakan para penyandang cacat.
7. Untuk orang tuanya sendiri diberikan uang setengah juta rupiah.
8. Bagi saya sangat tertarik terhadap cara dia berpakaian.
9. Rumahnya Pak Hari yang baru dibangun itu mau dijual.
10. Kedua orang itu bertengkar saling dorong-mendorong
11. Dirgahayu HUT Kemerdekaan Republik Indonesia.
12. Kami telah membicarakan tentang masalah lingkungan hidup ini hari.
13. Penyelundup obat itu berhasil ditangkap polisi.
14. Bersama surat ini kami beritahukan bahwa...
15. Bagi siswa yang terlambat, harap melapor guru yang piket

Sabtu, 29 Agustus 2015

KALIMAT PERINTAH

KARAKTERISTIK KALIMAT PERINTAH

1. Menggunakan kata kerja taktransitif, pada umumnya disertai partikel -lah pada predikat dalam  
    kalimat.
    Contoh : belilah rumah tua itu!
2. menggunakan kata tolong, coba, dan silakan untuk memberikan kesan halus/sopan pada kalimat
    perintah.
    Contoh : tolong kirimkan uang ini pada adikmu!
3. Didahului kata 'jangan' untuk menyatakan larangan.
4. Dalam bahasa tulis, kalimat tanya diakhiri tanda seru (!)

Senin, 17 Agustus 2015

PENGGUNAAN KALIMAT TANYA

Menanyakan sesuatu dengan maksud untuk mendapatkan suatu jawaban. Unsur terpenting dalam kalimat tanya ditekankan pada intonasi pengucapannya.
Macam-macam kalimat tanya :
1. kalimat tanya biasa; yakni kalimat tanya yang menggali informasi. Rumus kalimat tanya pada    
    umumnya menggunakan unsur 5W + 1H (what, when, where, who, why,  dan  how) Rumus ini  
    biasanya digunakan untuk wawancara atau dialog. Pertanyaan-pertanyaan diajukan kepada
    narasumber sehingga akan mendapatkan jawaban secara jelas.
    Contoh : mengapa pengairan untuk tanaman padi harus cukup?

2. Kalimat tanya retorik/retoris; yakni jenis kalimat tanya yang tidak memerlukan jawaban. Kalimat tanya
    retorik, jawabannya sudah diketaui oleh kedua belah pihak, atau kalimat tanya yang jawabannya
    sudah terkandung di dalam pertanyaan tersebut.
    Contoh : bagaimana nilai Anda baik, belajar saja tidak pernah?

3. Kalimat tanya konfirmasi/klarifikasi; suatu kalimat tanya yang menanyakan sesuatu yang
    jawabannya cukup ya/tidak, benar/salah.
    Contoh: Apakah Ayah Andi pulang?

4. Kalimat tanya tersamar; yaitu kalimat tanya secara tidak langsung, bukan menggali informasi,
    klarifikasi, atau konfirmasi, tetapi mengandung maksud tertentu. Pada umumnya pertanyaan
    mengandung permohonan, meminta, menyuruh, mengajak, merayu, meyakinkan, menyanggah,
    menyetujui, bahkan menyindir.
    contoh : tidak keberatankah Anda untuk antri?

APA YANG DIMAKSUD PERTANYAAN TOTAL DAN PERTANYAAN PARSIAL?

Pertanyaan total adalah kalimat tanya yang meminta informasi mengenai seluruh isi pertanyaannya. (biasanya menggunakan intonasi tanya dan menggunakan partikel (kah) atau (apakah). Jawabannya cukup dengan kata (ya) atau (tidak)

Pertanyaan parsial adalah kalimat tanya yang hanya meminta informasi sebagian dari pertanyaan itu. Kalimat tanya seperti ini biasanya menggunakan kata tanya tertentu.

Rabu, 29 Juli 2015

LOWONGAN KERJA

Yang paling dicari oleh setiap yang belum mendapatkan kesempatan kerja atau ingin memperbaiki tingkat penghasilannya. Blog ini hanya ingin menyampaikan pesan penting, kenali alamat atau domisili di mana institusi yang akan dituju? Siapa yang harus betanggung jawab dalam perekrutan itu? Apa kedudukan dan tugas Anda pada insititusi yang membutuhkan tenaga kerja? Bagaimana sistem kerja yang ditawarkan? Bagaimana solusi kontrak kerjanya? Pahami betul tingkat risiko yang akan diterima! Anda perlu profesional dalam mempertahankan kesanggupan Anda!

TAWARAN KERJA?
Siapa dia? Apa hubungan dengan Institusi yang ditawarkan? Apa tujuannya memberikan tawaran, membantu? Bisnis? atau yang lain? Jangan mudah percaya janji yang belum pasti! Jangan-jangan yang memberi tawaran butuh pekerjaan? Kalau beliau sendiri butuh kerja mengapa bukan dia yang melamar?

Jumat, 08 Mei 2015

PROPOSAL

PENGERTIAN SEMPIT
Proposal adalah rencana yang dituangkan dalam bentuk rancangan kerja atau langkah-langkah untuk melakukan suatu kegiatan.

JENIS PROPOSAL
1. Proposal ilmian sederhana, misalnya proposal penelitian, proposal diskusi ilmiah (lokakarya,  
    seminar dan sebagainya)
2. Proposal kegiatan kemasyarakatan, seperti proposal pembangunan masjid, proposal bazar,
    pertandingan olahraga, pentas seni, dan sebagainya).

SISTEMATIKA/URUTAN UNSUR PROPOSAL ILMIAH SEDERHANA
1. Judul atau nama kegiatan ilmiah

    Teknik Penulisan Judul :
    a. setiap awal kata penulisan judul menggunakan huruf kapitas (kecuali kata tugas/kata hubung)
    b. setiap kata tugas tidak dibenarkan pada akhir baris judul
    c. tidak menggunakan tanda titik pada akhir judul.
    CONTOH :
           Upaya Penanggulangan Kenakalan Pelajar di Jabotabek
           Proposal Seminar Kegiatan Bulan Bahasa Tahun 2015 di SMK Pancasila 6 Jatisrono

2. Latar Belakang
    a. berisi tentang kondisi atau kesenjangan yang dihadapi dalam persoalan itu
    b. terdapat ulasan mengenai keberadaan/kedudukan masalah yang dibahasa itu
    c. diakhiri dengan suatu harapan dan hasil penelitian secara objektif yang sesuai dengan tujuan

3. Perumusan Masalah
    a. berbentuk kalimat tanya
    b. menghendaki jawaban yang akan dibahas dalam bab pembahasan masalah

4. Tujuan Penelitian
    a. rumusan tujuan harus konsisten dengan persoalan/masalah
    b. tujuan berupa hasil yang ingin/hendak dicapai.

5. Hipotesis

Senin, 04 Mei 2015

GAYA BAHASA DAN PERIBAHASA

GAYA BAHASA

Cara menyampaikan bahasa seorang penulis secara pengiasan. Bahasa yang dikiaskan secara tidak langsung untuk mengungkapkan maknanya. Pengungkapan makna kias tersebut disampaikan oleh penulis karena pengalaman, perasaan batin, jalan pikiran, harapan, dan suasana kejiwaannya, atau semangat hidup yang dialami oleh setiap penulis. Hal ini dilakukan penulis untuk menghindari keterbatasan makna kata secara lugas (denotatif), serta memperindah bunyi ujarannya.

MACAM-MACAM GAYA BAHASA


No.
Jenis Majas
Contoh
1
Metafora
(Perbandingan langsung sesuatu dengan sesuatu yang memiliki kesamaan sifat)
  1. Raja siang (maksudnya matahari), Dewi Malam (bulan)
  2. Dialah anak emas juragan kaya itu ( maksudnya sangat berharga)
  3. Engkaulah putri duyung tawananku (Rendra)
  4. Aku ini binatang jalang (Chairil Anwar)
  5. Kaulah kandil kemerlap, pelita jendela di malam gelap (Amir Hamzah)
  6. Ia bersedih ditinggal si jantung hati (maksudnya sang kekasih)
  7. Ia gugur sebagai bunga bangsa (maksudnya meninggalkan nama harum)
  8. Bola sudah sampai di mulut gawang
2
Personifikasi
(penyifatan benda mati menjadi hidup seperti manusia)
  1. Sepi menyanyi malam dalam mendoaa tiba (Chairil Anwar)
  2. bulan berkhianan menggosok-gosokan tubuhnya di pucuk para (Rendra)
  3. Badai mengamuk
  4. Hanya surat-surat inilah yang menghubungkan kami
  5. Rumputpun bergoyang-goyang riang turut bahagia
  6. ombak berkejaran melompat pantai
  7. pena  menari menarik melukiskan kisah denyut jantung
3
Alegori
(Perbandingan secara utuh/perbandingan suatu keadaan/peristiwa dengan beberapa kiasan yang membentuk satu kesatuan)
  1. Keluarga, dialegorikan sebagai ’bahtera’, dan kehidupan dialegorikan sebagai ’samudera besar yang penuh badai dan gelombang’
  2. Berikan bantuan nahkoda calon istrimu, dalam mendayung bahtera hidu0 menuju pulau bahagia.
  3. Hati-hatilah Anda dalam mendayung bahtera rumah tangga, mengarungi lautan kehidupan yang penuh badai dan gelombang. Jika suami-istri antara nahkoda dan juru mudinya itu seia sekata dalam melayarkan bahteranya, niscaya Anda akan sampai ke pulau tujuan.
4
Parabel
(gaya yang berisi falsafah hidup dengan bentuk ajaran halus pada suatu karangan)
  1. ajaran yang dituangkan dalam buku Bhagawat Gita (Amir Hamzah)
  2. Cerita berbingkai Bayan budiman dsb.
5
Simbolik
(sifat benda lain digunakan segai lambang/simbul sifat lain)
  1. Bunglon, lintah darat
  2. Lintah darat berkeliaran di mana-mana
  3. Di hitam matamu bunga mawar dan melati
  4. Aduh, Kekasihku isi hatiku dengan kata-Mu
  5. burung dara jantan/yang dulu kau pelihara/kini telah terbang menemui jodohnya (Rendra)
6
Tropen
(kata kias yang digunakan sebagai makna yang sejajar)
  1. Presiden hari ini terbang ke Singapura
  2. Berhari-hari ia terbenam dalam buku
  3. Pikirannya melayang-layang entah ke mana
  4. Seharian ia berkubur dalam kamarnya
7
Metonimia
(Menyebut merk untuk benda)
  1. Dia datang mengendarai kijang biru
  2. Ia mengisap gudang garam filter
  3. Mereka sedang membaca Kompas
8
Litotes
(Kata yg merendahkan diri)
  1. modal saya hanya sebesar biji kacang untuk usaha ini
  2. silakan mampir ke gubuk saya
  3. Setetes air cukup untuk hidup
9
Hiperbolisme
(Ungkapan yang berlebihan)
  1. Suaranya membelah angkasa
  2. Aku mau hidup seribu tahun lagi (Chairil Anwar)
  3. Dari pantai keempat sedu penghabisan bisa terdekap (Chairil Anwar)
  4. Rintihnya tersebar selembar tujuh desa (Rendra)
  5. Kita tak punya kepentingan dengan seribu slogan (Taufiq Ismail)
10
Eufemisme
(ungkapan yang menggunakan kata pelembut)
  1. Ia agak kurang pendengarannya (tuli)
  2. Anak Bapak belum waktunya naik kelas (bodoh)
  3. Anak itu sudah sebulan berubah akalnya (gila)
  4. Pencurinya sudah diamankan di Polsek (ditahan)
11
Alusio
(Menyampaikan maksud dengan kiasan/pantun)
  1. Jangan kau kura-kura dalam perahu
  2. Setiap usaha kita harus berakit-rakit ke hulu
  3. Setiap pekerjaan yang menyelam sambil minum banyak untungnya
12
Antonomasia
(sebutan pada cirri pisik saja)
  1. Si Gendut, si Kriting, Si pesek, dsb.
  2. Si Jangkung selalu membawa untung untuk kita
  3. Si gingsul senyumnya manis


1


No.
Jenis Majas
Contoh
13
Perifrasis
  1. Kuda besi menyusuri rel rute Jagorawi (kereta api)
  2. Pagi-pagi (diuraikan menjadi : ketika sang surya keluar dari peraduannya)
14
Sinekdok

  1. Pars pro toto (Menyebut dari sebagian untuk semua/seluruh)
a.       Penderitaan mengalir dari parit-parit wajah rakyat (Rendra)
b.       Dia tidak tampak lagi batang hidungnya
c.        Jangan lagi bicara, sudah tercacar senua di muka (Chairil Anwar)
d.       Hari ini kita tangkap tangan-tangan kebatilan (Taufik Ismail)
  1. Totem pro parte (menyebut seluruh untuk sebagian saja)
a.       Para petani bekerja, berumah gubuk-gubuk tanapa jendela (Rendra)
b.       SMK Pancasila berhasil menggondol piala sepak takraw
c.        Politisi dan pejabat tinggi adalah calo-calo yang rapi (Rendra)
15
Ironi
(pernyataan yang sebaliknya dari sebenarnya, guna menyindir halus)
  1. Hampir engkau kesiangan (terlambat)
  2. coret-coret di tembok itu bagus (jelek)
  3. Seorang ketika digiring tersedu/membuka sendiri tanda kebesaran di pundaknya (Taufiq Ismail)
  4. Yang kami minta hanyalah sebuah bendungan saja/tidak tugu atau tempat main bola/air mancur warna-warni. (Taufiq Ismail)
16
Sinisme
(Lebih kasar dari Ironi)
  1. Harum benar baumu
  2. Muntah aku melihat perangaimu yang tak juga pernah berubah

17
Pleonasme
(memperjelas maksud yang sudah jelas)
  1. Saya melihat dengan mata kepalaku sendiri
  2. Pesawat itu terbang melayang ke angkasa meninggalkan landasan
18
Repetisi
(mengulang kata dalam satu baris, dengan tujuan mempertegas)
  1. Dengan seribu gunung langit tak runtuh, dengan seribu perawan hati tak jatuh, dengan seribu sibuk sepi tak mati (Sutardji)
  2. Kau diam, diam kekasihku/Kasihku, anaku, mengapa kian?
  3. Rakyat negeriku bergerak lunglai.../menoleh ke kiri, menoleh ke kanan dalam usaha tak menentu (Rendra)
19
Paralelisme
(mengulang kata pada baris berikutnya)
  1. Aku manusia
Rindu rasa
Rindu rupa (Amir Hamzah)

  1. Kalau kau mau, aku akan datang
Jika kau kehendaki , aku akan datang
Bila kau minta, aku akan datang
Jika yang diulang bagian depan (Rindu) disebut ANAFORA

Tetapi jika yang diulang bagian belakang  (AKU AKAN DATANG) disebut EPIFORA

20
Tautologi
(mengulang kata bersinonim secara berturut-turut)
  1. Kehendak dan kemauan kami tidak berlebihan
  2. Pergi ke laut lepas, anakku sayang/ pergi ke alam bebas (Asrul Sani)
  3. Bisa dan luka, kubawa berlari/Hingga hilang pedih peri (Chairil Anwar)
  4. Indah permai panorama pulau cintaku
  5. Mereka: cinta kasih yang bergerak menghidupi desa-desa (Hartoyo A)
21
Klimaks
(urutan penyebutan yang semakin meningkat)
  1. Ia pun sedih, kecewa, gemetar menahan marahnya
  2. bukan seratus, seribu, malah berjuta orang ...
  3. dari kecil, hingga dewasa, malah sampai tua...
22
Antiklimaks
(Kebalikan dari klimaks)
  1. Kakeknya, ayah, dia sendiri, dan kini anaknya ikut merasakan ...
  2. gedung-gedung, ruumah-rumah, dan gubuk-gubuk...
23
Inversi
(mementingkan obyek/predikat, susun balik (O/P-S)
  1. Terang benar bulan malam ini
  2. besar sekali gajinya
  3. Tak terkabul semua permintaanya
24
Retoris
(kalimat tanya, yang sudah jelas jawabanya)
  1. Inikah yang kaunamai bekerja?
  2. Maukah engkau hidup sengsara?
  3. Kapan akan selesai kalau tak dikerjakan?
  4. Mana mungkin orang mati hidup kembali?
25
Koreksio
(membenarkan salah ucap)
  1. Ibu sedang ke pantai, oh, maaf sedang ke panti asuhan
  2. Dia adalah pawang hewan liar, ah, bukan dia peneliti
26
Paradoks
(penyebutan kata secara kontras)
  1. Dunia tambah beku di tengah derap suara merdu (Toto Sudarto B)
  2. Senyummu terlalu kekal untuk mengenal duka (Toto sudarto B)
  3. Istri menjadi sangat penting bagi kita justru ketika mulai melupakannya (Darmanto Jatman)
  4. Dipukul banjir, gunung api, kutu dan hama/ dan bertanya-tanya diam  inikah merdeka. (Taufiq Ismail)


2


IDIOM DAN PERIBAHASA

Perbedaan Idiom (ungkapan) dan kata adalah :  Idiom terbentuk dari dua kata/lebih yang maknanya telah menyimpang dari rujukan kata asal. (contoh kata kambing hitam, makna asal kata : ’kambing yang berwarna hitam’, tetapi kambing hitam dalam arti idiomnya adalah : ’tumpuan kesalahan’)
Perbedaan Idiom dan Peribahasa adalah : Peribahasa berupa kalimat yang berisi ungkapan yang di dalamnya tidak hanya terdapat satu lambang/kiasan. Idiom hanya terdiri dari satu makna kiasan saja.

  1. Idiom
No
Idiom
Makna
1
Angkat tangan
Menyerah
2
Buah baju
Kancing
3
Buah tangan
Oleh-oleh/hasil karya
4
Buah pikiran
Pendapat
5
Buah bibir
Bahan percakapan/pembicaraan
6
Buah pena
Karangan
7
Buah hati
Kekasih/idola
8
Buah pinggang
ginjal
9
Panjang tangan
Suka mengambil milik orang lain
10
Panjang akal
Banyak ide
11
Lapang dada
Sabar
12
Ringan tangan
Rajin beraktivitas
13
Besar kepala
Sombong
14
Kutu buku
Senang membaca
15
Bulan madu
Rekreasi dengan kekasih
16
Otak kerdil
Kurang wawasan
17
Panjang langkah
Banyak anjangsana
18
Otak jernih
Berpikir bijaksana
18
Isap jari
Kecewa
20
Hujan tangis
susah

  1. Peribahasa
No
Peribahasa
Makna
1
Air beriak tanda tak dalam
Orang banyak bicara/sombong biasanya kurang ilmu
2
Seperti air dalam kolam
Tenang pembawaannya, tetapi berilmu
3
Air susu dibalas air tuba
Perbuatan kebaikan dibalas dengan kejahatan
5
Air diminum rasa duri, nasi dimakan rasa sekam
Sedih karena sesuatu yang menyakiti hati
6
Bermain air basah, bermain api letup
Setiap perbuatan mengandung resiko
7
Mancing di air keruh
Menggunakan kesempatan dalam kesempitan
8
Sambil menyelam minum air
Sambil mengerjakan yang pokok dan dapat menghasilkan/menyelesaikan yang lainnya
9
Menepuk air di dulang
Membuka aib sendiri/keluarga
10
Orang haus diberi air, orang lapar diberi makan
Memberikan pertolongan kepada orang yang sangat membutuhkan
11
Ada air ada ikan/ada gula ada semut/ada batang cendawan tumbuh
Setiap negeri selalu terdapat rezeki/setiap negeri/kampung selalu terdapat adat
12
Air tenang menghanyutkan
Orang pendiam banyak pengetahuannya
13
Seperti duduk dekat apai
Merasa gelisah karena dekat dengan orang marah
14
Seperti anak ayam kehilangan induk
Rakyat bercerai berai kehilangan pemimpin
15
Mencari jejak dalam air/membuang garam dalam laut/mencencang air
Mengerjakan pekerjaan dengan sia-sia/percuma
16
Seperti ayam patuk anaknya
Hukuman ibu itu berguna untuk memperbaiki kelakuan anak, bukan menyiksa karena rasa benci
17
Bagai api dalam sekam
Dendam yang tersembunyi
18
Bergantung pada akar lapuk
Mengharap bantuan orang yang lemah
19
Kalah jadi abu, mmenang jadi arang
Pekerjaan yang sama-sama tidak menguntungkan
20
Utang emas dibayar, utang budi dibawa mati
Budi bahasa tidak dibayar dengan uang, dan akan berlaku seumur hidup
21
Bak mencari batu dalam ijuk
Pekerjaan yang mustahil berhasil
22
Batu bulat tak bersanding
Berani kepada siapa pun
23
Belakang parang pun jika diasah akan tajam juga
Orang bodoh jika rajin belajar akan pandai
24
Yang benar bawa lalu yang salah bawa surut
Ambil benarnya yang salah dijauhkan/dibuang
25
Bulat air di pembuluh, bulat baca dimufakat
Telah mencapai kata mufakat setelah selesai
26
Sepala-pala mandi biarlah basah
Bila bekerja jangan setengah-tengah
27
Bercermin di air keruh
Sebelum melakukan sesuatu pikirkan dulu masak-masak
28
Kesturi mati karen baunya, gajah mati karena gadingnya
Mendapat celaka karena keangkuhannya
3


No
Peribahasa
Makna
29
Biang menanti tembuk (genting)
Perkara yang hampir putus
30
Tangan mencencang bahu memikul
Siapa yang bersalah harus berani menerima hukuman
31
Mendirikan benang basah
Mengerjakan pekerjaan yang sia-sia
32
Lempar batu sembunyi tangan
Tidak bertanggung jawab atas perbuatannya
33
Sekeras-keras batu ditimpa hujan akan retak
Pendirian yang keras jika dipengaruhi akan berubah
34
Besar kapal besar pula gelombangnya
Semakin besar pekerjaan, semakin besar pula resiko
35
Beroleh sehasta hendak sedepa
Ingin mendapatkan sesuatu yang lebih banyak
36
Cakap melangit dapur tak berasap
Lagak seperti orang kaya tetapi melarat
37
Cepat kaki ringan tangan
Orang yang tangkas dan giat
38
Daripada hidup bercermin bangkai lebih baik mati berkalang tanah
Lebih baik mati daripada hidup menanggung malu
39
Belum beranan sudah ditimang
Bersenang-senang sebelum mencapai tujuan
40
Duduk sama rendah, berdiri sama tinggi/duduk setampar, tegak sepematang
Sama derajat dan kedudukannya
41
Datang tampak muka, pulang tampak punggung
Mengutamakan sopan santun dalam rumah tangga
42
Ke bukit sama mendaki, ke lurah sama menurun/Telentang sama menadah embun, tiarap sama makan pasir
Seiya-sekata/kompak
43
Bagai duri dalam daging
Sesuatu yang selalu menyakitkan hati
44
Emas disangka layang
Orang miskin disangka jahat padahal baik hati
45
Enak makan dikunyah enak kata diperkatakan
Pekerjaan yang melibatkan banyak orang baiknya dirundingkan dahulu
46
Gajah mati meninggalkan gading
Kebaikan akan dikenang walau sudah mati
47
Garam di laut asam digunung bertemu dibelanga
Bila jodoh, walau jauh akan bertemu
48
Sudah banyak makan asam garam
Sudah banyak pengalaman
49
Membuang garam ke laut
Memberi pertolongan yang tidak membutuhkan
50
Semahal-mahal gading, jika patah tak berharga
Dianggap baik/mulia, jika melakukan kesasalahan tidak akan dipandang lagi
51
Maksud hati memeluk gunung apa daya tangan tak sampai/Buah masak tergantung tinggi, hendak diambil galah tak sampai
Tidak memiliki kekuatan untuk mencapai tujuan
52
Menggunting dalam lipatan
Melakukan sesuatu secara diam-diam
53
Dengarkan guruh di langit, air di tempayan ditumpahkan/Harap hujan di langit, tempayan ditumpahkan
Mmengharap sesuatu yang belum pasti, yang sudah ada dilepaskan
54
Terapung tak hanyut, terendam tak basah
Perkara yang tak pernah berakhir
55
Mata berkayuh, perahu hanyut
Bila tak berusaha takkan mendapat hasil
56
Ada rupa ada harga
Nilai suatu barang tergantung mutu
57
Hidung dicium pipi digigit
Memberi kasih sayang yang semu
58
Hidung tak tentu rimba, mati tak tentu kubur
Sesuatu yang hilang tidak meninggalkan bekas
59
Panas setahun terhapus oleh hujan sehari
Kebaikan yang telah dibuat hilang karena kesalahan kecil
60
Ladang perahu di lautan, padang hati dipikiri
Menggunakan akal dalam memecahkan segala sesuatu
61
Masuk kandang kambing mengembek, masuk kandang kerbau menguak
Orang yang tidak memiliki pendirian
62
Indah kabar dari rupa
Kabar biasanya melebihi keadaan sebenarnya
63
Diberi kuku hendak mencengkeram
Baru memiliki sedikit kekuasaan hendak mencelakakan orang lain
64
Mendapat kopi pahit
Mendapat teguran keras
65
Makan sudah terhidang, jamu belum datang
Gadis belum tunangan walau usia sudah mencukupi
66
Manis tak dapat ditelan, pahit tak dapat dimuntahkan
Sesuatu yang baik tidak dapat dimanfaatkan, sedangkan yang buruk tak dapat dibuang
67
Buruk muka cermin dibelah
Kesalahan sendiri orang lain disalahkan
68
Makin murah makin menawar
Makin diberi makin banyak yang meminta
69
Hujan emas di negeri orang, hujan batu di negeri sendiri, masih lebih baik negeri sendiri
Sebaik-baik negeri orang masih baik negeri sendiri
70
Nyamuk tak mati gatal tak lepas
Dendam terhadap orang yang menyakiti walaupun orang tersebut telah mendapat hukuman
71
Kalau takut dilimbar pasang jangan berumah di tepi pantai
Jangan melakukan pekerjaan jika takut akan akibatnya
72
Patah sayap bertongkat paruh
Tidak putus asa, terus berusaha sekuat tenaga
73
Ada padang ada belalang
Di mana kita berada pasti ada rezekinya
74
Ilmu padi makin berisi makin merunduk
Semakin tinggi ilmu semakin rendah hati
75
Sudah panas berbaju pula
Bertambah susah
4



No
Peribahasa
Makna
76
Besi ditempa selagi panas
Selagi masih memiliki kemampuan  harus berusaha
77
Memancing dalam belanga
Menghabiskan harta keluarga
78
Pandang anak pandang menantu
Segala sesuatu hendaknya ditimbang terlebih dahulu, biar baik bagi diri sendiri dan orang lain
79
Dipandang dekat dicapai tak dapat
Seorang wanita yang sulit didekati
80
Panjang langkah singkat permintaan
Seseorang yang sudah mendekati ajal
81
Panjang mengambil singkat mengulur
Senang meminta tetapi tidak mau memberi
82
Takut dihantu terpeluk dibangkai
Takut rugi sedikit justru mendapatkan rugi besar
83
Pucuk dicinta ulam tiba
Mendapat sesuatu melebihi apa yang diminta
84
Bagai pinang dibelah dua
Serupa/sepadan
85
Putih kapas boleh dilihat, putih hati berkeadaan
Kesucian hati seseorang dapat dilihat dari perkataan dan perilakunya
86
Rumah buruk disapu cat
Orang tua suka berdandan
87
Ringan tulang berat perut
Setiap orang yang giat berusaha pasti akan mendapatkan keuntungan
88
Tak sama getah batang dengan getah daun
Setiap orang tua lebih mengasihi anak sendiri daripada keponakannya
89
Putus tali tempat bergantung, terban tanah tempat berpijak
Sudah tidak ada tempat lagi
90
Belum bertaji hendak berkokok
Belum berilmu akan menyombongkan diri
91
Belum tegak hendak berlari
Mudah marah sebelum mengetahui masalahnya
92
Menumbuk dalam lesung bertanam di periuk
Melakukan sesuatu sesuai aturan
93
Tolak tangan berayun kaki, peluk tubuh mengaja diri
Membuang kebiasaan bersenang-senang
94
Seiring bertukar jalan seia bertukar sakit
Satu tujuan tetapi berbeda langkah
95
Tidur bertilam air mata
Sangat merindukan kehadiran seseorang yang dicintai
96
Terlalu tinggi jatuh terlalu panjang patah
Seseorang yang lupa akan dirinya sesekali pasti akan jatuh juga
97
Tidak disangka akan keram, ombak kecil diabaikan
Karena lalai bahaya yang kecil disia-siakan akhirnya mendatangkan bencana besar
98
Luka tangan kanan oleh tangan kiti
Jangan terlalu percaya kepada sahabat karena adakalanya akan mencelakakan diri kita
99
Ucap habis niat sampai
Melaksanakan sesuatu yang telah diucapkan (nadzar)
100
Udang tak tahu dibungkuknya, orang tak tahu diburuknya
Tidak menyadari adanya kesalahan dirinya sendiri