Kamis, 29 Agustus 2019

TEKS EDITORIAL

TEKS = bacaan atau suatu karangan yang perlu dimengerti maksud dan tujuannya melalui bahasa tulis.

Teks Editorial (OPINI) = teks opini bisa diartikan sebagai suatu teks yang berisi tentang gagasan tertentu mengenai sesuatu yang dianggap masih menyisakan persoalan.

Setiap belajar teks, terlebih dahulu perlu mengerti tentang strukturnya.

Struktur Teks Editorial

Sebenarnya teks editorial ini tidak memiliki struktur yang pasti karena pada faktanya teks editorial yang bisa dibaca di media masa tidak bisa dikategorikan dalam satu jenis struktur tunggal. Akan tetapi, di sekolah biasanya diajarkan mengenai struktur dasar dari teks editorial yang tersusun menjadi 3 bagian, yakni:

1. Pernyataan Pendapat

Pernyataan pendapat berisi pendapat umum yang diperoleh dari fakta/fenomena yang sedang hangat dipebincangkan.

2. Argumentasi / Opini

Pada bagian ini lebih kental dengan ulasan, analisis dan gagasan pribadi penulis dengan sudut pandang tertentu sehingga terasa lebih tajam jika dibandingkan dengan pendapat umum yang telah dipaparkan pada bagian sebelumnya.
Pada bagian ini memungkinkan penulis untuk memasukkan pendapat/kutipan dari penulis lain dengan topik terkait sebagai gagasan pendukung opini penulis.

3. Pernyataan Ulang Pendapat (penutup)

Bagian ini lebih tepat dikatakan sebagai penutup. Umumnya disertai dengan pernyataan ulang pendapat penting yang telah dipaparkan pada bagian sebelumnya.
MENGANALISIS UNSUR KEBAHASAAN TEKS EDITORIAL;
1. Baca teks secara teliti dan cermat, kata demi kata, agar memperoleh gambaran      
    tentang  kebahasaan teks tersebut;
2. Mulailah menganalisis tentang tugas kata dalam kalimat. (menganalisis konjungsi/kata 
    penghubung; antarkata, frase, klausa, dan antarkalimat)
3. Kenali verba/kata kerja dan kata jadian (Nominalisasi) yang membangun dalam setiap 
    kalimat.
4. Kenali setiap kalimat yang membangun suatu paragraf
5. Tentukan kalimat utama setiap paragraf, kemudian simpulkan isi paragraf.

PERHATIKAN CONTOH BERIKUT INI
Indonesia Itu Kita
”Kami bangsa Indonesia dengan ini menyatakan kemerdekaan Indonesia.” (Jakarta 17-8-’45, wakil-wakil bangsa Indonesia) Kepada dunia luar, proklamasi merayakan kekamian Indonesia sebagai bangsa. Kami berhadapan dengan kekuatan kolonialisme asing. Kami, para pejuang kemerdekaan, pedagang biasa, kaum terpelajar, ibu rumah tangga, dari berbagai suku dan agama. Ke dalam, proklamasi juga merayakan kekitaan Indonesia sebagai bangsa yang bersatu. [...]

Analisis:

- Fakta:
Dari kutipan tersebut kita sudah mendapatkan teks fakta tepat pada kalimat pembuka di bagian paragraf awal opini tersebut, yakni: “”Kami bangsa Indonesia dengan ini menyatakan kemerdekaan Indonesia.”
Kalimat tersebut merupakan dokumen proklamasi kemerdekaan RI yang dibacakan oleh presiden Soekarno. Dengan demikian, kalimat tersebut merupakan kalimat fakta.
- Opini:
Judul dan kalimat kedua hingga terakhir dalam paragraf kutipan tersebut merupakan kalimat-kalimat opini yang dibangun oleh penulis berdasarkan kalimat fakta yang telah dituliskan di awal paragraf.
Kenapa disebut sebagai opini? Karena kalimat tersebut jelas berposisi sebagai pendapat/ungkapan yang bertujuan untuk meyakinkan kepada pembaca atas isi dari kalimat tersebut.
ANALISIS UNSUR KEBAHASAN
kata  'kami' = merupakan kata ganti jamak yang kedudukan dalam teks sebagai partisipan manusis... 
Kata 'ini' merupakan kata ganti penunjuk.
'kemerdekaan' berasal dari kata dasar 'merdeka' (sifat/ajectiva), mendapat supiks ke-  -an = 'kemerdekaan' (benda/nomina) = mmenganalisis asal-usul kata bentukan (Nominalisasi)


PERHATIKAN CONTOH LAIN
Teks berita ini diambil dari koran Sindo, 25-07-2017
Pansus Angket DPR Sindir Johan Budi Seperti Cacing Kepanasan
JAKARTA - Juru Bicara (Jubir) Kepresidenan, Johan Budi disindir kalangan DPR. Sindiran tersebut terkait reaksi Johan Budi yang mempertanyakan kapasitas Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah dalam mengusulkan pemanggilan Presiden Joko Widodo (Jokowi) oleh Panitia Khusus (Pansus) angket Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Wakil Ketua Panitia khusus (Pansus) hak angket DPR tentang KPK, Masinton Pasaribu mengatakan, reaksi Jokowi sangat bertolak belakang dengan Johan Budi. Menurutnya Jokowi santai menyikapiu usulan Fahri Hamzah.
"Presidennya aja santai, jubirnya jangan kayak cacing kepanasan," ujar Masinton di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (25/8/2017).
Politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) ini mengingatkan, seorang Jubir Kepresidenan seharusnya bekerja sesuai dengan tugas, pokok dan fungsinya (tupoksi). Menurutnya Johan Budi perlu lebih selektif dalam mengeluarkan pernyataan.

Analisis:

Empat paragraf kutipan berita tersebut memuat 1 paragraf fakta dan 3 paragraf opini sebagaimana akan dijelaskan pada bagian berikut ini.
Fakta:
Paragraf pertama merupakan paragraf fakta yang mencatat bahwa Johan Budi, Juru bicara kepresidenan telah disindir oleh kalangan DPR karena mempertanyakan kapasitas wakil ketua DPR Fahri Hamzah dalam mengusulkan pemanggilan presiden Jokowi oleh pansus angket KPK.
Opini:
Paragraf ke 2-4 merupakan paragraf yang berisi teks opini, yakni penilaian-penilaian narasumber seperti Masinton atas sikap Johan Budi dan Jokowi.
Pada paragraf kedua, opini yang dilontarkan Masinton adalah bahwa sikap Jokowi bertolak belakang dengan Johan Budi.
Hal ini bukanlah fakta karena dalam soal sikap, tak ada bukti jelas yang bisa membuktikannya, dengan kata lain hal tersebut hanyalah penafsiran.
Sementara pada paragraf ke 3, Masinton menyerukan pedapatnya atas reaksi Johan Budi dengan ungkapan bahwa Johan Budi seperti cacing kepanasan.
Hal ini bukanlah fakta karena sikap Johan Budi, secara fakta, berbeda dengan perilaku cacing yang kepanasan.
Sementara paragraf ke empat memuat opini Mansinton atas bagaimana seharusnya juru bicara kepresidenan bekerja, hal tersebut hanya sampai sebatas opini karena tidak sepenuhnya merujuk pada tugas-tugas yang harus diemban oleh Johan Budi secara faktual.

Perhatikan pada paragraf (1) teks di atas, bahwa kalimat utama, terdapat pada kalimat pertama. artinya, kalimat pertama itu merupakan pokok persoalan/gagasan pokok/gagasan utama.
untuk mengetahui pokok persoalan pada kesluruhan teks editorial di atas, perlu menentukan gagasan utama tiap-tiap paragraf, selanjutnya disimpulkan, akan menjadi INTI PERSOALAN yang dibahas dalam teks yang bersangkutan.

Selasa, 27 Agustus 2019

VERBA MATERIAL DAN MENTAL

VERBA MATERIAL

Verba = Kata Kerja
VERBA MATERIAL = kata kerja berimbuhan yang mengacu pada tindakan fisik pelakunya/partisipan.

Contoh Verba :
Me + baca = membaca (verba material)
me + dorong = mendorong (verba material)
me + sambung = menyambung (verba material)
me + lihat = melihat (verba material)

Contoh Kalimat :
Adik membaca buku di kamar
Ayah mendorong gerobak berisi pupuk
siswa kelas dua praktik menyambung baja
Tina melihat TV di ruang tamu

VERBA MENTAL

yaitu kata kerja yang mengacu pada tindakan ungkapan.

Contoh :
merasa = Iwan merasa malu di depan massa.
menolak = Intan menolak pemberian cincin
memahami = Badri belum memahami persoalan ini
berpikir = Ia berpikir sejenak
menikmati = Lusi menikmati hidangan
menerima = Dia baru saja menerima tamu
yakin = Kusna yakin akan keberhasilannya