Selasa, 18 September 2018

ANALISIS TEKS CERAMAH-PIDATO-KHUTBAH


Kaidah kebahasaaan teks ceramah

-          Menggunakan kata ganti orang pertama. Contohnya saya, aku, kami (jika penceramah mengatasnamakan kelompok).
-          Menggunakan kata ganti orang kedua jamak. Contohnya saudara – saudara, hadirin, dan lain – lain.
-          Menggunakan kata – kata ajakan ataua persuasif. Contohnya sebaiknya, hendaklah, harus, perlu, dan lain – lain.
-          Menggunakan kata mental. Contohnya mengagumkan,  memprihatinkan, menyimpulkan, dan lain – lain.
-          Menggunakan kata – kata sebab akibat yang menghubungkan pendapat (argumen) satu dengan yang lainnya. Contohnya sehingga, maka, jika, dengan demikian, oleh karena itu, dan lain – lain.
-        Menggunakan kata teknis. Atau peristilahan yang yang terkait dengan topik yang sedang dibahas. Contohnya etika berbahasa, tata krama, dan lain – lain.
-          Menggunakan kata – kata yang menyatakan hubungan temporal ataupun perbandingan atau pertentangan. Contohnya kemudian, sebelum itu, berbeda halnya, dan lain – lain.




Analisis Teks Ceramah "Menghargai Perbedaan Agama"
Teks Ceramah Keseluruhan :
Selamat pagi,
Yang saya hormati, guru Bahasa Indonesia, dan
Yang saya banggakan teman-teman sekalian.
Pertama-tama, marilah kita panjatkan puja dan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan karunia-Nya lah, kita dapat berkumpul di sini pada pagi hari ini.
Saya juga ingin mengucapkan terima kasih kepada guru Bahasa Indonesia dan teman-teman sekelas yang telah memberikan saya kesempatan untuk menyampaikan ceramah saya ini.
Bagaimana kabarnya hari ini?, saya harap baik-baik saja.
Saya akan menyampaikan ceramah dengan judul “Menghargai Perbedaan Agama”
Sebelum itu, Saya berharap apa yang saya sampaikan hari ini dapat bermanfaat dan  saya sangat senang jika ceramah saya akan berguna dalam kehidupan sehari-hari

Menghargai adalah menghormati segala sesuatu hasil atau milik orang lain. Menghargai orang lain sangat penting dalam kehidupan ini. Dengan menghargai orang lain maka orang lain juga akan menghargai kita. Sikap apa yang kita peroleh dari orang lain adalah cerminan dari sikap kita sehari-hari kepada orang lain. Jika kita bersikap baik dan menghargai orang lain maka orang lain juga akan berbuat demikian.
Menghargai juga sangat penting diterapkan di kehidupan sehari-hari terlebih kita ini adalah Bangsa Indonesia. Bangsa yang terdiri dari beragam-ragam ras, suku, bahasa, dan agama. Seperti semboyan Negara kita Bhineka Tunggal Ika. Berbeda-beda tetapi tetap satu. Persatuan ini, hanya bisa terjadi jika kita saling menghormati satu sama lain. Perbedaan di Negara Indonesia kita yang tercinta ini, tak dapat dihilangkan atau dihapuskan karena masing-masing orang memiliki pendirian yang berbeda sehingga satu-satunya jalan adalah dengan saling menghormati. Bahkan, ada beberapa orang yang berpendapat bahwa berbeda itu adalah suatu kewajiban. Karena, dengan adanya suatu perbedaan, kita dapat belajar untuk saling mengenal. Dengan adanya perbedaan, kita bisa dikenang dengan ciri khas masing-masing. Dengan adanya perbedaan, kita memiliki hidup yang jauh lebih berwarna dan lebih seru.
Kita tak perlu membeda-bedakan orang lain. Seperti mengatakan dia itu berkulit hitam, dia itu kulit putih. Lalu, kenapa dengan kulit hitam dan putih? Lagipula, perbedaan itu bukanlah suatu penyakit menular yang harus dihindari. Jadi mengapa kita tak ingin berdekatan dengan orang lain yang berbeda ras, agama, suku, ataupun budayanya? Mengapa masih mempermasalahkan agama jika pada dasarnya semua agama adalah pendirian yang terbentuk dari rasa terima kasih manusia kepada penciptanya?Semua manusia sama saja di mata Tuhan, maka biasakanlah menerapkan kehidupan toleransi antar sesama. Saya akan memberikan contoh kehidupan bertoleransi antar agama.
Sebelum saya memberikan contoh kehidupan bertoleransi antar agama, dari sini apa ada yang ditanyakan ?
Tiga rumah ibadah berdiri megah di Desa Pusong, Kecamatan Banda Sakti, Kota Lhokseumawe. Gedung itu dibangun puluhan tahun lalu dan saling berdampingan, yaitu satu wihara dan dua gereja.
Satu gereja milik Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) dan satu lagi Gereja Methodis Indonesia (GMI). Tak jauh dari rumah ibadah itu terdapat masjid di Pusong. akhir pekan, jemaat berdatangan kesana.
Letak ketiga rumah ibadah itu berada di sudut kota. Saban pengamanan khusus, mereka bisa khusuk beribadah tanpa khawatir.
Affandi Chandra, salah satu pengurus wihara Lhokseumawe, mengatakan, toleransi beragama di daerahnya sangat tinggi.
“Bahkan kalau kita perayaan waisak atau tahun baru, itu masyarakat muslim turut  bantu. Mareka membantu kita agar nyaman, sepeda motor kita diamankan, ini sudah puluhan tahun,” katanya, Selasa (12/9/2017).
Perlakuan yang sama ketika umat kristen melaksanakan ibadah pada Minggu di dua gereja itu. Mereka tak pernah mengalami gangguan apapun.
Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Lhokseumawe menyebutka total penduduk kota itu sebanyak 205.462 jiwa dengan rincian pemeluk agama Islam 203.783 jiwa, Katolik 185 jiwa, Buddha 718 jiwa dan Hindu 10 jiwa.
Ketika berbicara tentang toleransi di Aceh, Lhokseumawe bisa dijadikan salah satu rujukan. Disana, umat beragama menyatu dalam pelukan muslim dan payung kebhinekaan Indonesia

Teman-teman,
Agama apapun di dunia ini, pasti memiliki Tuhan yang menciptakan mereka. Tuhan yang menjadi alasan mereka ada di dunia ini. Hanya saja, masing-masing agama memiliki nama tersendiri untuk Tuhan mereka. Contohnya Islam memiliki Allah.
Agama apapun, pasti memiliki suatu benda yang dianggap suci atau sakral contohnya kitab yang harus dihormati. Contohnya saja orang Islam pasti tidak mau kitab Al-Qur’an di bakar. Begitu juga orang Kristen yang menuntut agar orang beragama lain tidak membakar Al-Kitab. Mengapa kita tak belajar untuk menghormati? Menghormati masing-masing benda dan kitab yang oleh masing-masing pihak dianggap suci.
Agama apapun, melarang umatnya untuk membunuh. Jadi, jika ada seseorang yang meledakkan suatu tempat dan dengan bangga menyatakan bahwa ia melakukan hal itu untuk agamanya, orang itu sebenarnya tidak memiliki agama. Bagaimana ia bisa mengatakan bahwa Tuhan memerintahkannya untuk membunuh?
Masing-masing agama, memiliki cara tersendiri untuk berdoa. Jika di dalam agama Islam, biasanya salat 5 kali sehari menghadap ke arah kiblat dan pada hari Jumat khusus untuk yang laki-laki wajib mengikuti salat Jumat. Sedangkan, biasanya umat Kristen beribadah hari Sabtu atau minggu bersama di Gereja atau Kapel. Mengapa kita harus mengolok-olok cara mereka berdoa atau waktu mereka berdoa. Beberapa pihak tak bertanggung jawab mengatakan bahwa orang Islam beribadah salat Jumat untuk menyembah Dewi Freja. Karena hari Jum’at dalam bahasa Inggris adalah Friday yang awalnya berasal dari kata Freja. Sedangkan pihak lainnya juga mengatakan bahwa umat Kristen beribadah kepada dewa matahari karena beribadah di hari minggu yang dalam bahasa Inggris adalah Sunday. Berasal dari kata Sun dan day.Sun berarti matahari. Mengapa harus mempermasalahkan hal itu? Berdoa adalah suatu kegiatan bercakap-cakap dengan Tuhan entah itu berterima kasih ataupun meminta sesuatu. Perlu diingat sekali lagi bahwa Tuhan itu, lebih hebat dari pada swalayan 24 jam yang di hari besar atau jika ada bencana alam tutup. Tuhan itu, selalu ada, setiap saat, dimanapun, kapanpun.
Bangsa Indonesia juga dikenal sebagai bangsa yang menerapkan ajaran tenggang rasa. Rasa toleransi ini, sangat dibutuhkan jika kita sedang menghadapi perbedaan. Sekali lagi perlu diingat bahwa perbedaan itu bukanlah suatu penyakit menular yang harus dihindari. Jadi, jangan sampai kita mengacuhkan atau mengucilkan orang yang berbeda dari kita.
Saya rasa sekian ceramah saya. Saya berharap ceramah saya akan berguna dalam kehidupan kita. Atas waktu dan perhatian yang telah anda berikan, saya ucapkan terima kasih.
Selamat pagi

 TUGAS TEKS CERAMAH
1.      Tema : Toleransi Beragama
Data :
“Agama apapun di dunia ini, pasti memiliki Tuhan yang menciptakan mereka. Tuhan yang menjadi alasan mereka ada di dunia ini”.
2.      Gagasan Pokok :
a.       Mapel        : Agama (PAI)
b.      Materi        : Kehidupan Toleransi dalam Beragama
c.       Isi              : Menghargai Perbedaan Beragama
Data :
“Saya akan menyampaikan ceramah dengan judul “Menghargai Perbedaan Agama”. Menghargai adalah menghormati segala sesuatu hasil atau milik orang lain. Menghargai orang lain sangat penting dalam kehidupan ini. Dengan menghargai orang lain maka orang lain juga akan menghargai kita. Sikap apa yang kita peroleh dari orang lain adalah cerminan dari sikap kita sehari-hari kepada orang lain. Jika kita bersikap baik dan menghargai orang lain maka orang lain juga akan berbuat demikian. ”
3.      Permasalahan Aktual
a.       Judul Berita : Melihat Toleransi Beragama di Kota Syariat Islam...
c.       Tanggal Publikasi : 12-09-2017
v Data Berita Asli :
LHOKSEUMAWE, KOMPAS.com – Tiga rumah ibadah berdiri megah di Desa Pusong, Kecamatan Banda Sakti, Kota Lhokseumawe. Gedung itu dibangun puluhan tahun lalu dan saling berdampingan, yaitu satu wihara dan dua gereja.
Satu gereja milik Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) dan satu lagi Gereja Methodis Indonesia (GMI). Tak jauh dari rumah ibadah itu terdapat masjid di Pusong.
Letak ketiga rumah ibadah itu berada di sudut kota. Saban akhir pekan, jemaat berdatangan kesana. Tak ada pengamanan khusus, mereka bisa khusuk beribadah tanpa khawatir.
Affandi Chandra, salah satu pengurus wihara Lhokseumawe, mengatakan, toleransi beragama di daerahnya sangat tinggi.
“Bahkan kalau kita perayaan waisak atau tahun baru, itu masyarakat muslim turut  bantu. Mareka membantu kita agar nyaman, sepeda motor kita diamankan, ini sudah puluhan tahun,” katanya, Selasa (12/9/2017).
Perlakuan yang sama ketika umat kristen melaksanakan ibadah pada Minggu di dua gereja itu. Mereka tak pernah mengalami gangguan apapun.
“Disini muslim nyaris 100 persen. Menerapkan syariat islam, tak ada pergesekan antar-pemeluk agama disini”. Terang ketua bidang pendidikan Vihara Lhokseumawe itu.
Di Lhokseumawe tercatat 240 kepala keluarga adalah pemeluk agama Buddha.
Hamdan, salah satu umat kristiani di Lhokseumawe merasakan tak ada kendala apapun saat melakukan ibadah di gereja. “Kita ini bersaudara,” katanya.
Dia menceritakan, ketika kerusuhan Mei 1998 pecah, tak ada satupun warga nonmuslim diganggu.
“Gereja kami utuh, tak ada yang merusak dari dulu sampai kini,” katanya.
Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Lhokseumawe menyebutka total penduduk kota itu sebanyak 205.462 jiwa dengan rincian pemeluk agama Islam 203.783 jiwa, Katolik 185 jiwa, Buddha 718 jiwa dan Hindu 10 jiwa.
Wali Kota Lhokseumawe Suaidi Yahya menyebutkan, toleransi umat beragama di Lhokseumawe tak perlu diragukan lagi.
“Kalau kita masih berbicara perbedaan, maka itu tak akan slesai-selesai. Dari zaman konflik dulu sampai sekarang masyarakat pemeluk agama  selalu rukun dan damai di kota ini,” katanya.
Ketika berbicara tentang toleransi di Aceh, Lhokseumawe bisa dijadikan salah satu rujukan. Disana, umat beragama menyatu dalam pelukan muslim dan payung kebhinekaan Indonesia.
Penulis : Kontributor Lhokseumawe, Masriadi
Editor : Farid Assifa

v  Data Ringkasan Berita :
Tiga rumah ibadah berdiri megah di Desa Pusong, Kecamatan Banda Sakti, Kota Lhokseumawe. Gedung itu dibangun puluhan tahun lalu dan saling berdampingan, yaitu satu wihara dan dua gereja.
Satu gereja milik Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) dan satu lagi Gereja Methodis Indonesia (GMI). Tak jauh dari rumah ibadah itu terdapat masjid di Pusong.
Letak ketiga rumah ibadah itu berada di sudut kota. Saban akhir pekan, jemaat berdatangan kesana. Tak ada pengamanan khusus, mereka bisa khusuk beribadah tanpa khawatir.
Affandi Chandra, salah satu pengurus wihara Lhokseumawe, mengatakan, toleransi beragama di daerahnya sangat tinggi.
“Bahkan kalau kita perayaan waisak atau tahun baru, itu masyarakat muslim turut  bantu. Mareka membantu kita agar nyaman, sepeda motor kita diamankan, ini sudah puluhan tahun,” katanya, Selasa (12/9/2017).
Perlakuan yang sama ketika umat kristen melaksanakan ibadah pada Minggu di dua gereja itu. Mereka tak pernah mengalami gangguan apapun.
Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Lhokseumawe menyebutka total penduduk kota itu sebanyak 205.462 jiwa dengan rincian pemeluk agama Islam 203.783 jiwa, Katolik 185 jiwa, Buddha 718 jiwa dan Hindu 10 jiwa.
Ketika berbicara tentang toleransi di Aceh, Lhokseumawe bisa dijadikan salah satu rujukan. Disana, umat beragama menyatu dalam pelukan muslim dan payung kebhinekaan Indonesia
4.      Informasi Teks Ceramah
v  Informasi berdasarkan fungsi : Informasi yang menambah pengetahuan
Data : Dengan menghargai orang lain, maka orang lain juga akan menghargai kita
v  Informasi berdasarkan format penyajian : tulisan
v  Informasi berdasarkan lokasi peristiwa : nasional
Data : Perbedaan di Negara Indonesia kita yang tercinta ini, tak dapat dihilangkan atau dihapuskan karena masing-masing orang memiliki pendirian yang berbeda sehingga satu-satunya jalan adalah dengan saling menghormati.
v  Informasi berdasarkan bidang kehidupan : budaya
Data : Bangsa Indonesia juga dikenal sebagai bangsa yang menerapkan ajaran tenggang rasa.
v  Informasi berdasarkan kepentingan : informasi yang menyangkut perubahan dan pengaruh pada kehidupan pembaca
Data : Menghargai adalah menghormati segala sesuatu hasil atau milik orang lain. Menghargai orang lain sangat penting dalam kehidupan ini. Dengan menghargai orang lain maka orang lain juga akan menghargai kita. Sikap apa yang kita peroleh dari orang lain adalah cerminan dari sikap kita sehari-hari kepada orang lain. Jika kita bersikap baik dan menghargai orang lain maka orang lain juga akan berbuat demikian.
v  Informasi berdasarkan penyampaian : Informasi yang disediakan setiap saat
Data : Menghargai juga sangat penting diterapkan di kehidupan sehari-hari terlebih kita ini adalah Bangsa Indonesia.


5.      Struktur Teks Ceramah
v  Pembuka
a.       Salam pembuka
Data : Selamat pagi
b.      Sapaan
Data : Yang saya hormati, guru Bahasa Indonesia
            Yang saya banggakan teman-teman sekalian
c.       Menanyakan Keadaan
Data : Bagaimana kabarnya hari ini?, saya harap baik-baik saja.
d.      Ucapan Syukur
Data : Pertama-tama, marilah kita panjatkan puja dan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan karunia-Nya lah, kita dapat berkumpul di sini pada pagi hari ini.
e.       Ucapan Terima Kasih
Data : Saya juga ingin mengucapkan terima kasih kepada guru Bahasa Indonesia dan teman-teman sekelas yang telah memberikan saya kesempatan untuk menyampaikan ceramah saya ini.
f.       Harapan
Data : Sebelum itu, Saya berharap apa yang saya sampaikan hari ini dapat bermanfaat dan  saya sangatsenang jika ceramah saya akan berguna dalam kehidupan sehari-hari.

v  Isi
1.      Isi (Pengantar Materi) :
a.       Judul Teks Ceramah : Menghargai Perbedaan Beragama
Data : Saya akan menyampaikan ceramah dengan judul “Menghargai Perbedaan Agama”
b.      Tema materi : Toleransi Beragama
Data : Saya akan menyampaikan ceramah dengan judul Menghargai Perbedaan Agama. Menghargaiadalah menghormati segala sesuatu hasil atau milik orang lain. Menghargai orang lain sangat penting dalam kehidupan ini. Dengan menghargai orang lain maka orang lain juga akan menghargai kita. Sikap apa yang kita peroleh dari orang lain adalah cerminan dari sikap kita sehari-hari kepada orang lain. Jika kita bersikap baik dan menghargai orang lain maka orang lain juga akan berbuat demikian.
c.       Pentingnya Materi : Menambah pengetahuan tentang pentingnya toleransi
Data : Menghargai orang lain sangat penting dalam kehidupan ini. Dengan menghargai orang lain maka orang lain juga akan menghargai kita.

d.    Metode Ceramah
Data :  Sebelum saya memberikan contoh kehidupan bertoleransi antar agama, dari sini    apa ada yang ditanyakan ?

2.      Isi (Materi Inti) :
a.       Masalah aktual
Data :
Tiga rumah ibadah berdiri megah di Desa Pusong, Kecamatan Banda Sakti, Kota Lhokseumawe. Gedung itu dibangun puluhan tahun lalu dan saling berdampingan, yaitu satu wihara dan dua gereja.
Satu gereja milik Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) dan satu lagi Gereja Methodis Indonesia (GMI). Tak jauh dari rumah ibadah itu terdapat masjid di Pusong.
Letak ketiga rumah ibadah itu berada di sudut kota. Saban akhir pekan, jemaat berdatangan kesana. Tak ada pengamanan khusus, mereka bisa khusuk beribadah tanpa khawatir.
Affandi Chandra, salah satu pengurus wihara Lhokseumawe, mengatakan, toleransi beragama di daerahnya sangat tinggi.
“Bahkan kalau kita perayaan waisak atau tahun baru, itu masyarakat muslim turut  bantu. Mareka membantu kita agar nyaman, sepeda motor kita diamankan, ini sudah puluhan tahun,” katanya, Selasa (12/9/2017).
Perlakuan yang sama ketika umat kristen melaksanakan ibadah pada Minggu di dua gereja itu. Mereka tak pernah mengalami gangguan apapun.
Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Lhokseumawe menyebutka total penduduk kota itu sebanyak 205.462 jiwa dengan rincian pemeluk agama Islam 203.783 jiwa, Katolik 185 jiwa, Buddha 718 jiwa dan Hindu 10 jiwa.
Ketika berbicara tentang toleransi di Aceh, Lhokseumawe bisa dijadikan salah satu rujukan. Disana, umat beragama menyatu dalam pelukan muslim dan payung kebhinekaan Indonesia.
b.      Tanggapan tentang masalah
Data :   setuju dengan toleransi antar umat beragama karena dengan adanya toleransi dapat menegakkan persatuan dan kesatuan di Indonesia .
c.       Fakta
Data : Tiga rumah ibadah berdiri megah di Desa Pusong, Kecamatan Banda Sakti, Kota Lhokseumawe. Gedung itu dibangun puluhan tahun lalu dan saling berdampingan, yaitu satu wihara dan dua gereja.


3.      Penutup :
v  Kesimpulan
Data : Bangsa Indonesia juga dikenal sebagai bangsa yang menerapkan ajaran tenggang rasa. Rasa toleransi ini, sangat dibutuhkan jika kita sedang menghadapi perbedaan. Sekali lagi perlu diingat bahwa perbedaan itu bukanlah suatu penyakit menular yang harus dihindari. Jadi, jangan sampai kita mengacuhkan atau mengucilkan orang yang berbeda dari kita.
v  Ucapan terima kasih
Data : Saya berharap ceramah saya akan berguna dalam kehidupan kita. Atas waktu dan perhatian yang telah anda berikan, saya ucapkan terimakasih.
v  Permohonan maaf
Data : Jikalau ada salah kata saya ucapkan permohonan maaf yang sebesar-besarnya.
v  Salam penutup
Data : Selamat Pagi.

6.      Kaidah Kebahasaan:
1.      Kalimat imperatif
·         Perintah Biasa
Semua manusia sama di mata tuhan, maka biasakanlah menerapkan kehidupan toleransi antar sesama.
·         Ajakan
Pertama-tama, marilah kita panjatkan puja dan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa...
·         Larangan
Jadi, jangan sampai kita mengacuhkan atau mengucilkan orang yang berbeda dari kita.

2.     Menggunakan kata ganti
·         Kata ganti orang pertama tunggal
Yang saya banggakan teman-teman sekalian.

·        Kata ganti orang kedua jamak (Kata sapaan)
Yang saya banggakan teman-teman sekalian.

3.      Menggunakan kata-kata teknis
·         Bidang keagamaan
a)      Salat
sa·lat n Isl 1 rukun Islam kedua, berupa ibadah kepada Allah Swt., wajib dilakukan oleh setiap muslim mukalaf, dengan syarat, rukun, dan bacaan tertentu, dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam; 2 doa kepada Allah.

Data:
Jika di dalam agama Islam, biasanya salat 5 kali sehari menghadap ke arah kiblat...


b)      Kiblat
ki-blat n 1 arah ke Kakbah di Mekah(pada waktu salat); 2 arah; jurusan; mata angin; ber-ki-blat v berarah; menuju; pendirian itu tampaknya~kepada perdamaian dunia; me-ngi-blat-kan v mengarahkan ke kiblat.

Data:
Jika di dalam agama Islam, biasanya salat 5 kali sehari menghadap ke arah kiblat...

4.      Menggunakan kata kerja mental
·         Persepsi
Data    : ...maka orang lain juga akan menghargai dan           memperhatikan kita.
·         Kognisi
Data    ; Bahkan, ada beberapa orang yang berpendapat bahwa                    berbeda itu adalah suatu kewajiban.
·         Afeksi
Data : Saya sangat senang jika ceramah saya akan berguna dalam...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar