Jumat, 24 April 2015

TEKNIK MENYIMPULKAN INFORMASI SECARA DEDUKSI DAN INDUKSI

ARTIKEL PENDIDIKAN
BAHASA INDONESIA (narto-Bin)



Teknik simpulan secara induksi dilakukan terhadap data (pernyataan) umum kemudian ditarik simpulan khusus. Sebaliknya, teknik induksi dilakukan terhadap data (pernyataan) khusus diikuti pernyataan umum.

Bahasa bukan hanya dilukiskan sebagai rangkaian bunyi, tetapi didefinisikan sebagai substansi bentuk, ekspresi, dan isi. Sebagai substansi, bahasa merupakan segala sesuatu yang dapat dibicarakan, sedangkan sebagai bentuk, bahasa merupakan formalisasi bagian-bagian dalam konsep. Sebagai ekspresi, bahasa merupakan media fisik dan sebagai isi, bahasa merupakan formalisasi media ke dalam unit ekspresi.

Dalam kutipan tersebut di atas dimuat ide utama/pokok dan ide penjelas. Ide utama disebut pernyataan umum.  Pernyataan umum tersebut diuraikan, dijelaskan  melalui kalimat-kalimat penjelas. Ide penjelas itulah yang disebut pernyataan khusus. Dalam kalimat bertugas menjelaskan, menguraikan isi pernyataan umum. Jadi kutipan di atas umum ke khusus (deduksi)
Bandingkan dengan pernyataan berikut ini :

Pertama kali seseorang belajar bahasa dapat dilakukan dengan mempelajari bunyi-bunyi bahasa. Selanjutnya beralih mempelajari makna bahasa. Langkah berikutnya adalah menkaji struktur bahasa. Langkah terakhir dapat menganalisis dan menggunakan bahasa dengan tepat. Beginilah cara belajar yang efektif.


kutipan tersebut di atas dimulai dari uraian-uraian yang merupakan pernyataan-pernyataan khusus, dan diakhiri pernyataan secara umum (disimpulkan). Inilah cara simpulan Induksi

Jenis penalaran dalam simpulan deduksi;
1. pola penalaran secara langsung (entimen)
2. pola penalaran secara tidak langsung (silogisme)
    Penalaran secara silogisme, memerlukan dua data untuk disimpulkan, yakni premis umum     
    (PU/Mayor) dan premis khusus (PK/Minor)

CONTOH MENYIMPULKAN SECARA SILOGISME

PU    : Binatang menyusui melahirkan anak tidak bertelur
PK    : Ikan paus binatang menyusui
Simpulan (K) : IKAN PAUS MELAHIRKAN ANAK DAN TIDAK MENYUSUI

PU    : Orang yang memperhatikan anak-anaknya adalah ayah yang baik.
PK    : Muryanto bukan orang yang memperhatikan anak-anaknya
K      : Muryanto bukan ayah yang baik

Jenis penalaran dalam simpulan Induksi;

1). Generalisasi;  2). Analogi;   3) Kausalitas

Generalisasi; proses penalaran yang menggunakan beberapa pernyataan yang mempunyai ciri-ciri tertentu untuk mendapatkan simpulan secara umum.

PERHATIKAN CONTOH

Setelah kerangan anak-anak kelas dua diperiksa, ternyata Dwi, Didik, Agung, dan Kiki, mendapat nilai delapan.  Anak-anak yang lain mendapat nilai tujuh. Hanya Elisa yang memperoleh nilai enam dan tidak seorang pun mendapat nilai kurang. Boleh dikatakan anak-anak kelas tiga cukup pandai mengarang.

Simpulannya, dari data khusus perolehan nilai Dwi, Didik, Agung, dan Kiki, serta kita hubungkan dengan penalaran logis, maka dapat disimpulkan bahwa anak kelas tiga boleh dikatakan cukup pandai mengarang.

Analogi; yaitu cara bernalar dengan membandingkan/meniru/mencontoh dari dua hal yang memiliki kesamaan sifat/bentuk/cara. Teknik ini didasarkan asumsi bahwa jika sudah ada persamaan dalam berbagai segi/sifat/bentuk, maka akan ada persamaan pula dalam hal/bidang lain.

PERHATIKAN CONTOH.

alam semesta berjalan dengan sangat teratur, seperti halnya mesin. Matahari, bumi, bulan, dan bintang yang berjuta-juta jumlahnya, beredar dengan teratur, seperti teraturnya roda mesin yang rumit berputar. Semua bergerak mengikuti irama tertentu. Mesin rumit itu ada penciptanya, yaitu manusia. Tidaklah alam yang mahabesar dan beredar rapi sepanjang masa ini tidak pula ada penciptanya? Pencipta alam tentu adalah zat yang sangat maha. Manusia menciptakan mesin, sangat sayang akan ciptaannya. Pasti demikian pula dengan Tuhan, yang pasti akan sayang pada ciptaan-ciptaan-Nya itu.

Dari hasil membanding-bandingkan pernyataan di atas, dapat disimpulkan; bahwa Tuhan akan sayang terhadap ciptaan-Nya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar